Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/08/17

Kamis, 17 Agustus 2023 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)

1 Tawarikh 17:16-27
Doa yang Penuh Rasa Syukur

Keluhan dan ucapan syukur rasanya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari respons kita atas peristiwa-peristiwa yang diizinkan Allah terjadi dalam hidup kita. Keduanya sering kita panjatkan dalam doa kepada Allah. Pertanyaannya, manakah yang lebih sering kita sampaikan: daftar keluhan dan permintaan, atau rasa syukur yang melimpah?

Daud, dalam bacaan kita kali ini, memanjatkan doa syukur atas apa yang telah diperbuat Allah bagi dia dan bangsa Israel. Menurut konteksnya, doa tersebut dipanjatkan tepat setelah Daud menerima janji-janji Tuhan yang disampaikan oleh Nabi Natan (1Taw. 17:1-15).

Daud tertegun akan kebaikan Tuhan yang terjadi tak hanya pada dirinya, tetapi juga pada keluarganya hingga generasi-generasi yang akan datang (16-18). Dalam doa syukur itu Daud juga menyadari bahwa segala perbuatan Allah itu bukan karena kebaikan dan kemuliaan dirinya, melainkan sebaliknya, karena kebesaran dan kemurahan hati Allah semata-mata (19).

Perbuatan-perbuatan besar yang Allah kerjakan pada Daud dan segenap keturunannya tidak hanya memberkati bangsa Israel, tetapi telah menjadi kesaksian bagi bangsa-bangsa lain (20-22). Perbuatan Allah itu pada akhirnya menjadi bukti kemuliaan nama-Nya kepada setiap orang (23-24).

Lewat doanya, Daud hendak menegaskan agar kebaikan Allah itu tidak membuat manusia sombong dan merasa diri sebagai yang paling baik. Seharusnya, manusia menjadi makin merendahkan hatinya di hadapan Allah. Siapakah kita sehingga Ia mengingat dan memberkati kita? Apa jasa kita sehingga Ia menyertai kita senantiasa?

Kiranya doa syukur Daud dapat mendorong kita juga untuk senantiasa bersyukur serta mengingat kebaikan Allah yang telah dan terus terjadi dalam hidup kita. Dengan demikian, akan lebih mudah bagi kita untuk melihat penyertaan Allah dan meneguhkan pengharapan kita, meskipun hidup kita mungkin sedang tidak baik-baik saja.

Bersyukurlah senantiasa, karena dalam rasa syukur itu makin nyatalah kasih-Nya yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita. [WDN]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org