Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/08/11

Jumat, 11 Agustus 2023 (Minggu ke-10 sesudah Pentakosta)

1 Tawarikh 13
Menjaga Kekudusan

Ketika akhirnya Daud berhasil menjadi raja atas seluruh Israel, ia punya niat yang baik untuk memindahkan tabut Allah dari Kiryat-Yearim ke Yerusalem.

Tabut Allah itu dinaikkan ke atas kereta yang ditarik oleh lembu, yang diantarkan oleh Uza dan Ahyo (7). Tak disangka, lembu-lembu itu tergelincir, sehingga Uza memegang tabut Allah supaya tidak terjatuh. Seketika itu juga, Allah menghukum mati Uza (9-10). Karena peristiwa itu, Daud menjadi takut dan akhirnya tabut Allah tidak dibawa ke Yerusalem, melainkan ditempatkan di rumah Obed-Edom (12-13).

Tabut Allah merupakan sebuah peti yang terbuat dari kayu penaga (akasia) yang dilapisi emas murni di sisi luar dan dalamnya. Tutup tabut yang disebut "tutup pendamaian" juga terbuat dari emas murni dan terdapat dua kerub di kedua ujungnya. Di dalamnya ditaruh dua loh batu yang ditulisi Sepuluh Hukum Allah, juga buli-buli emas berisi manna, dan tongkat Harun (lih. Kel. 25:10-22, 37:1-9). Tabut Allah merupakan simbol kehadiran Allah yang menyertai bangsa Israel. Maka, perlakuan mereka terhadap tabut Allah menunjukkan sikap terhadap kekudusan Allah.

Allah sudah menetapkan bahwa tabut itu harus diangkat oleh orang Lewi yang sudah menguduskan diri, dan tidak boleh didekati atau disentuh (lih. Bil. 4:15; Ul. 10:8). Dari sini kita bisa mengerti bahwa proses pemindahan tabut Allah tidak dilakukan sesuai dengan ketetapan Allah, dan itulah yang menimbulkan murka Tuhan.

Dalam hidup kristiani kita saat ini, tidak ada lagi tabut Allah, karena kehadiran-Nya telah nyata melalui Kristus yang telah menebus dan menguduskan kita. Akan tetapi, bukan berarti kita bisa hidup sesuka hati kita. Ingatlah, tubuh kita adalah bait Roh Kudus yang harus dijauhkan dari dosa dan digunakan untuk memuliakan Allah (1Kor. 6:19-20).

Kerelaan untuk menaati Tuhan harus dibarengi dengan sikap hormat terhadap kekudusan-Nya. Bangunlah relasi dengan Tuhan dalam kasih, hormat, dan kekudusan. Janganlah kita hidup menurut hawa nafsu dan pengertian kita sendiri (bdk. 1Ptr. 1:14-15). [YWA]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org