Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/11/11

Jumat, 11 November 2022 (Minggu ke-22 sesudah Pentakosta)

Ulangan 6:10-25
Mengingat Perbuatan Tuhan

Secara psikologis, manusia lebih mengingat peristiwa negatif atau menyakitkan daripada peristiwa positif atau menyenangkan. Manusia cenderung mudah melupakan hal-hal baik yang dilakukan oleh orang lain kepadanya. Tampaknya hal itu juga berlaku pada perbuatan Tuhan bagi manusia.

Sebelum umat Tuhan sampai di tanah Kanaan, Tuhan mengingatkan melalui Musa agar umat senantiasa mengingat perbuatan Tuhan yang menyelamatkan mereka (10-12). Umat Tuhan harus mengingat tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat yang dilakukan Tuhan untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir (20-23). Respons atas perbuatan Tuhan adalah takut akan Tuhan dan beribadah kepada-Nya (13); berpegang pada perintah, peringatan, dan ketetapan Tuhan (17, 24); serta setia kepada Dia dengan tidak berpaling kepada allah lain (14, 25).

Ibadah dan ketaatan kepada Tuhan bukan didasarkan pada perbuatan umat Tuhan, tetapi pada perbuatan tangan Tuhan. Ketika anak-anak bertanya mengapa mereka mengikut Tuhan, orang tua harus dapat menceritakan perbuatan Tuhan.

Mengikut dan beribadah kepada Tuhan landasannya adalah perbuatan Tuhan yang menyelamatkan. Bagi setiap orang Kristen berlaku hal yang sama; kita mengikut Tuhan dan beribadah kepada-Nya karena perbuatan Tuhan yang sudah menyelamatkan kita dari dosa.

Demikianlah, kita harus senantiasa mengingat perbuatan tangan Tuhan dalam hidup kita. Mengingat perbuatan tangan-Nya menjadi dasar bagi kita untuk menyembah dan beribadah kepada-Nya. Dengan mengingat perbuatan tangan-Nya, kita diingatkan juga untuk menjaga kesetiaan dan tidak berpaling kepada allah lain.

Dalam hidup keseharian, kita dapat mengingat perbuatan Tuhan melalui nyanyian, doa, dan secara khusus mengarahkan pikiran kepada Tuhan. Ketika kita beribadah berfokuslah pada perbuatan Tuhan, bukan pada perbuatan kita! Motivasi ibadah kita bukan usaha supaya kita diberkati, melainkan respons kita kepada Tuhan yang sudah memberkati kita. Jadi, ibadah adalah bentuk bakti kita kepada Tuhan. [RGD]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org