Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/10/22

Sabtu, 22 Oktober 2022 (Minggu ke-19 sesudah Pentakosta)

Wahyu 21:9-22:5
Yerusalem yang Baru

Dalam perikop ini Yohanes memperlihatkan dengan sangat mendetail indahnya Kota Yerusalem yang baru. Namun, keindahan itu bukan melulu karena fisiknya-seluruhnya terbuat dari emas murni-melainkan karena kota itu penuh dengan kemuliaan Allah. Dengan kata lain, kemuliaan Allah itulah yang menjadikan kota itu indah.

Kota yang berbentuk bujur sangkar itu sangat besar. Panjang sisinya 12.000 stadia (21:16). Angka itu bisa jadi bermakna simbolik, melambangkan 12 suku Israel. Namun, ukurannya memang luar biasa untuk sebuah kota, yakni 2.400 km panjang sisinya, atau 2, 5 kali panjang Pulau Jawa.

Tembok kota itu 144 hasta. Lagi-lagi simbolik karena 144 adalah 12x12. Tidak jelas bagian mana yang diukur. Kemungkinan besar tebal temboknya. Itu berarti sekitar 66 meter. Hingga hari ini tak ada tembok kota setebal 66 meter. Penglihatan itu agaknya hendak memperlihatkan bahwa Yerusalem yang baru itu sangat terlindungi. Sekali lagi, karena Allah yang melindunginya.

Menarik disimak, Yohanes memperlihatkan beberapa hal yang hilang jika dibandingkan Yerusalem yang lama. Pertama, tak ada Bait Suci di dalam kota itu. Hal itu memang tidak perlu karena Allah Bapa dan Anak Domba adalah Bait Sucinya. Kedua, tidak ada matahari karena kemuliaan Allah menyinari kota itu dan sinarnya cukup untuk segala bangsa. Kota itu hanya berisi orang-orang yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.

Kita bisa menyebut Yerusalem yang baru sebagai Kota Taman. Bisa jadi kita teringat Kisah Penciptaan ketika Allah menempatkan manusia pertama dalam Taman Eden. Di Yerusalem yang baru mengalir sungai kehidupan. Pohon-pohon kehidupan yang ada menjamin setiap penghuni kota itu tak akan kelaparan selamanya.

Sejatinya, menjadi warga kota itu merupakan anugerah. Hal itu hanya diperuntukkan bagi setiap orang yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, yang telah diselamatkan oleh darah-Nya sendiri dan tetap memelihara imannya. Semoga kita dilayakkan Allah untuk menjadi penghuni Yerusalem baru! [YMI]


Baca Gali Alkitab 8

Wahyu 21:9-22:5

Di bumi yang baru, Yerusalem yang baru ialah pusat pemerintahan Allah atas seluruh umat-Nya. Bait Allah tidak diperlukan lagi karena setiap orang bisa menyembah Allah secara langsung, tidak perlu memakai sarana apa pun atau perantara siapa pun. Kehadiran Allah dan Kristus akan menjadi sempurna di dalam kota itu. Di dalamnya kemuliaan Allah terpancar penuh dalam terang abadi.

Semua umat pilihan Allah yang tercatat dalam buku kehidupan akan mempersembahkan diri mereka. Mereka akan disembuhkan, dipulihkan secara penuh. Kesempurnaan, kemuliaan, keindahan, dan kegemilangan akan menjadi bagian mereka selamanya.

Apa saja yang Anda baca?
1. Siapakah yang datang kepada Yohanes dan apa yang dikatakannya? (21:9)
2. Apa sajakah yang diperlihatkan oleh malaikat Tuhan kepada Yohanes? (21:10-27)
3. Hal apa lagi yang diperlihatkan oleh malaikat Tuhan kepada Yohanes? (22:1-5)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Seperti apakah kota di mana Allah memerintah sepenuhnya?
2. Apa saja perbedaan antara Yerusalem yang lama dan Yerusalem yang baru?
3. Apa yang menguatkan kita untuk mempertahankan iman kepada Allah di bumi sekarang ini?

Apa respons Anda?
1. Sudahkah Anda melihat kemuliaan Allah yang dipancarkan bagi Anda? Ceritakanlah pengalaman dan ungkapan syukur Anda!
2. Selagi kita hidup di dunia ini, apa yang dapat Anda lakukan untuk memperlihatkan kemegahan Yerusalem yang baru kepada orang-orang di sekitar Anda?

Pokok Doa:
Doakanlah pribadi-pribadi yang jatuh dan kehilangan arah. Kiranya Tuhan menjamah mereka.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org