Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/08/22

Senin, 22 Agustus 2022 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)

Amsal 15:1-15
Pikir Dahulu!

Melalui perkataan, kita dapat memuji sesama kita. Namun, melalui perkataan juga, banyak orang justru sakit hati dan terluka. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang meninggalkan Allah karena perkataan kita.

Amsal kali ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya bagi kita untuk memerhatikan perkataan kita (1). Apa yang keluar dari mulut kita menggambarkan siapa diri kita (2). Baik orang jahat maupun orang benar, tak ada seorang pun yang luput dari pengawasan Allah (3). Orang bijak hanya mengucapkan apa yang benar dan berkenan di hadapan Allah, sedangkan orang fasik dan bodoh tidak menyukai kebenaran. Orang bebal menolak segala macam ajaran dan didikan. Mulut orang bebal penuh dengan kebodohan (14).

Allah menghendaki kita bijak dalam berkata-kata. Bijak dalam isi setiap perkataan kita. Hendaknya perkataan kita menabur pengetahuan bagi sesama kita. Pengetahuan yang membawa kepada hidup yang benar dan berkenan di hadapan Allah. Selain itu, Allah juga ingin kita bijak dalam cara kita berkata-kata. Meskipun harus menegur, kita tetap mengatakan kebenaran di dalam kasih. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk berpikir terlebih dahulu sebelum kita berkata-kata.

Ada hal-hal yang sering kali kurang kita perhatikan ketika berbicara. Di satu sisi kita sering kali berbicara tanpa peduli siapa pendengar kita. Di sisi lain, kita tidak berani menegur orang lain lewat mulut kita. Kenyataan itu justru menyadarkan kita bahwa kita membutuhkan hikmat Allah. Hikmat yang akan membawa kita kepada kebenaran Allah. Saat berkata-kata, kita tetap harus menunjukkan kepedulian dan kasih kita kepada sesama. Di saat yang sama juga, kita tidak takut untuk menegur sesama kita.

Mari kita meminta hikmat Allah melalui Roh Kudus agar memberikan hikmat kepada kita untuk berkata-kata sehingga apa yang keluar dari mulut kita adalah kebenaran dari Allah. Kiranya setiap perkataan kita boleh menebarkan kasih, pengajaran, dan didikan dari Allah bagi sesama kita. Berpikir dahulu adalah pilihan yang bijak sebelum kita berkata-kata kepada orang lain agar tujuan kita tepat sasaran. [MAR]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org