Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/08/20

Sabtu, 20 Agustus 2022 (Minggu ke-10 sesudah Pentakosta)

Amsal 14:1-20
Bukan Orang Bodoh

Apakah Anda pernah merasa sulit untuk menjalani kebenaran di tengah dunia ini? Sesungguhnya, Allah sudah memberikan banyak tips bagi kita agar dapat menjalani kebenaran di tengah dunia yang berdosa ini. Salah satunya adalah melalui Amsal 14 yang kita baca hari ini.

Penulis Amsal membuka dengan perbandingan orang bijak dan orang bodoh (1). Orang bijak adalah orang yang takut akan Tuhan (2), mulut mereka penuh dengan kejujuran, berbeda dengan orang bodoh. Mulut orang bodoh penuh dengan kebohongan (3-5). Tidak hanya itu, mereka juga tertipu oleh karena kebodohan mereka sendiri (8-12). Orang yang bijak berhati-hati dalam melangkah, bergaul, bertindak (14-17), dan ia pun bermahkotakan pengetahuan (18).

Orang bijak adalah orang yang menundukkan dirinya di hadapan Tuhan. Mereka dipenuhi dengan kejujuran, ketulusan hati, pengetahuan akan kebenaran, dan juga menjauhi kejahatan; bukan karena sifat mereka yang baik, namun karena mereka takut akan Tuhan. Sedangkan, orang bodoh adalah orang yang hidup di luar kebenaran, mereka tidak takut akan Allah. Mereka menganggap diri mereka benar dan melakukan apa yang mereka mau tanpa rasa takut akan Allah. Ironinya, mereka bahkan tidak tahu bahwa jalan mereka berujung maut.

Kita perlu menyadari bahwa kita memerlukan Allah untuk menjalani kehidupan di dunia yang penuh dosa ini. Tentu diperlukan hikmat agar kita dapat menjalani kebenaran dan menjauhi kejahatan. Kita pun perlu berhati-hati dengan perkataan kita, berhati-hati dalam bertindak, serta berhati-hati dalam bergaul atau berelasi di dunia ini. Sikap takut akan Tuhan menjadi kunci bagi kita agar bisa hidup bijak di tengah dunia ini.

Menjadi bijak adalah bagian praktis dalam menjalani kehidupan kita sebagai orang percaya. Dengan menjadi bijak, kita bisa hidup dalam hikmat Allah untuk mempraktikkan kebenaran Allah di tengah dunia yang berdosa ini. Mari kita minta Roh Kudus untuk menolong dan memampukan kita hidup sebagai orang bijak, bukan orang bodoh. [MAR]


Baca Gali Alkitab 8

Amsal 12:15-28

Nasihat berulang Amsal untuk menjaga mulut, menunjukkan betapa dahsyatnya kerugian atau celaka yang bisa terjadi sebagai akibat kata-kata yang tidak bijaksana. Berhikmat atau bebalnya seseorang dapat diketahui juga dari perkataannya. Bagai tikaman pedang yang dapat melukai orang lain, perkataan yang sembrono dibenci Tuhan. Orang benar juga tidak akan mengucapkan kebohongan. Perkataan dusta merupakan penyalahgunaan indra bicara yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita. Mengingat dampak yang bisa dimunculkan oleh kata-kata, penting bagi kita untuk memeriksa motivasi di balik perkataan kita. Perkataan orang berhikmat bagai padang penggembalaan yang menyegarkan, membangkitkan semangat, dan memperbarui harapan orang yang putus asa. Sebaliknya, orang fasik sesat dan menyesatkan orang lain.

Amsal juga berbicara mengenai kerajinan sebagai lawan dari kemalasan. Maknanya, kemalasan akan memiskinkan, baik dalam hal ekonomi maupun dalam hal kreativitas. Alhasil, orang malas akan mendapatkan dirinya bergantung pada orang lain. Sebaliknya, kerajinan akan memperkaya orang. Hal ini bukan semata-mata soal harta, tetapi kreativitas untuk menggali lebih banyak lagi berbagai sumber dalam hidup.

Apa saja yang Anda baca?
1. Dalam hal apa sajakah seseorang dapat disebut bijak? (15-20)
2. Dalam hal apa sajakah terjadi kontras antara orang benar dengan orang tidak benar? (21-27)
3. Apa perbedaan jalan kebenaran dengan jalan kemurtadan? (28)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Pelajaran apa saja yang Anda dapatkan dari nas bacaan hari ini?

Apa respons Anda?
1. Bagaimana cara Anda membangun tekad untuk menjalani cara hidup yang benar sesuai kehendak Tuhan?

Pokok Doa:
Mari kita berdoa untuk bangsa Indonesia agar makin bertumbuh di dalam Tuhan dan dalam penyertaan Tuhan.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org