Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/05/28

Sabtu, 28 Mei 2022 (Minggu ke-6 sesudah Paskah)

Yeremia 44
Para Pemuja Kesesatan

Kepedulian Yahweh akan umat-Nya sungguhlah besar. Banyak nabi yang telah dikirim untuk mengingatkan dosa Yehuda, tetapi umat-Nya tak mengindahkan kepedulian dan cinta Tuhan ini. Bahkan, Allah harus menghancurkan Kerajaan Yehuda. Ini pun masih tidak bisa menyadarkan mereka.

Umat tetap tidak mau taat dengan tinggal di negerinya. Mereka memilih untuk lari ke Mesir dan terlibat dalam penyembahan dewi kesuburan, Ishtar (3-5). Ketika diingatkan, mereka malah membela diri dan menyatakan bahwa penyembahan mereka itulah yang membuat kehidupan mereka makmur (16-17).

Kita bisa melihat begitu tidak pedulinya orang Yehuda terhadap kasih dan perhatian Yahweh. Bahkan, mereka sangat yakin bahwa kemalangan mereka justru dikarenakan mereka tidak lagi menyembah Dewi Ishtar (18). Karena itu, di Mesir mereka kembali menyembah dewi ini. Barangkali, ketika firman Tuhan ini dinyatakan, mereka sedang berada dalam kondisi yang lebih makmur. Tidak heran, mereka tidak lagi dapat mendengar suara Tuhan. Mereka telah menikmati kenyamanan meski sedang menyembah ilah lain. Dalam keadaan susah, bangsa ini tidak mau memercayai Yahweh. Di dalam keadaan baik, mereka merasa keadaan itu terjadi berkat penyembahan mereka kepada "ratu sorga".

Tetapi, Yahweh tetap mau menyapa mereka, dan kembali lagi mengingatkan kejahatan mereka. Sampai akhirnya, Yahweh menyatakan penghukuman yang dahsyat atas kebebalan mereka. Tetapi, sekalipun penghukuman itu telah disuarakan oleh Yeremia, mereka tetap mengeraskan hati, bahkan membela berhala yang mereka puja sebagai sumber berkat. Pemujaan mereka akan kesesatan inilah yang akhirnya menghancurkan hidup mereka sendiri sebagai umat Allah.

Janganlah kita menjadi seperti bangsa yang tidak menghargai kasih dan kesetiaan Allah ini. Kita juga perlu sadar: ketika kita dalam keadaan yang baik, bukan berarti itu keadaan yang benar seperti yang Tuhan mau. Kita bisa belajar membuka hati supaya dapat mendengar sapaan, nasihat, atau bahkan teguran Allah kepada kita. [JHN]


Baca Gali Alkitab 4

Yeremia 43

Narasi dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai macam ide, termasuk kebohongan. Lewat narasi, satu orang bisa memprovokasi banyak orang untuk memberontak. Narasi yang penuh tipu muslihat dapat menyebabkan kerusuhan, kekacauan, dan kejatuhan bangsa.

Ketika Nabi Yeremia menyampaikan nubuat dari Tuhan, itulah narasi yang seharusnya umat Yehuda terima. Namun, ada narasi lain dari dua tokoh pemimpin, yaitu Azarya bin Hosaya dan Yohanan bin Kareah. Mari kita perhatikan narasi seperti apa yang mereka sebarkan.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang dikatakan Azarya dan Yohanan? Dan, apa akibatnya? (1-4)
2. Apa yang Yohanan lakukan dengan sisa umat Yehuda? (5-7)
3. Apa yang harus dilakukan dan dikatakan Yeremia di depan orang-orang Yehuda? (8-10)
4. Apa yang akan terjadi atas Mesir? (11-13)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah dengan menolak perkataan nabi, hukuman Tuhan tidak akan datang?
2. Azarya dan Yohanan menampilkan diri sebagai pemimpin berkarisma, padahal siapakah mereka sebenarnya? Apa yang telah mereka lakukan di hadapan Tuhan?
3. Sanggupkah manusia dengan segala kuasa, kekayaan, dan kekuatannya melarikan diri dari penghukuman Tuhan?

Apa respons Anda?
1. Ketika firman Tuhan tak sesuai dengan keinginan Anda, apakah Anda mencipta narasi Anda sendiri?
2. Ketika kebenaran tidak mengenakkan telinga Anda, juga berisiko penolakan, apa yang perlu Anda lakukan untuk bisa menerimanya?
3. Bagi teman atau saudara Anda yang terancam karena mengatakan kebenaran, bagaimana Anda dapat menolongnya?

Pokok Doa:
Meminta pertolongan Tuhan agar kita tidak mudah terprovokasi narasi bohong, tetapi membela apa yang benar.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org