Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/08/15

Minggu, 15 Agustus 2021 (Minggu ke-12 sesudah Pentakosta)

Yakobus 2:1-13
Ketidakmanusiawian Favoritisme

Kita sering mendengar pertanyaan sinis, "Emangnya, siapa kamu?" Di balik pertanyaan ini tersirat keinginan merendahkan orang yang diajak bicara. Dari pertanyaan tersebut kita pun mendapatkan kenyataan bahwa dunia kita memperlakukan seseorang berdasarkan statusnya.

Demikian juga di dalam jemaat Yakobus, perlakuan terhadap saudara seiman yang kaya lebih spesial dibandingkan terhadap yang miskin (2-3). Perlakuan memandang muka disebut favoritisme, yaitu tindakan membedakan dalam hati dan menghakimi dengan pikiran jahat (4). Jadi, nilai seseorang bukan karena dia manusia, tetapi karena harta milik, penampilan, serta status ekonomi dan sosialnya. Ironisnya, hal itu terjadi di dalam komunitas Kristen yang memiliki perintah utama: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (8).

Yakobus dengan keras mengingatkan bahwa favoritisme adalah perbuatan dosa. Tidak berbeda dengan pengadilan Romawi pada masa itu yang kerap kali berpihak kepada orang-orang kaya dan berstatus tinggi. Banyak orang justru lebih menderita karena praktik favoritisme. Jemaat pun kemudian diminta untuk menaati hukum Allah. Ketaatan untuk tidak mempraktikkan favoritisme erat kaitannya dengan ketaatan terhadap seluruh hukum Allah, karena semua perintah Allah tidak terpisah-pisah, melainkan merupakan sebuah kesatuan.

Tuhan tidak menghendaki favoritisme di dalam komunitas Kristen. Dia menghendaki umat-Nya supaya memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang berharga. Memperlakukan seseorang berdasarkan kekayaan dan kepemilikan adalah tindakan merendahkan sesama, sebab nilai orang tersebut ditentukan berdasarkan benda-benda.

Kita bisa mengubah keadaan dengan mulai jujur melihat realitas diri dan komunitas kita. Apakah terjadi praktik favoritisme? Jika ada, kita bisa mulai berbagi bersama beberapa teman dan berupaya membangun komunitas sehat yang mempraktikkan kasih, bukan favoritisme.

Kiranya Tuhan memberi kita kesadaran dan kekuatan menghargai manusia. [JHN]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org