Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/11/28

Sabtu, 28 November 2020 (Minggu ke-25 sesudah Pentakosta)

Yesaya 37:1-20
Doa adalah Kekuatan Pemimpin

Raja Hizkia telah mendengar serangkaian hinaan, celaan, dan ancaman dari utusan Raja Asyur. Hinaan itu bukan hanya mengenai dirinya, tetapi juga rakyat, dan Allah Israel. Serangkaian hinaan itu membuatnya sangat sedih, hingga ia menyatakan perkabungan. Raja Hizkia mengoyak pakaiannya lalu mengenakan kain kabung, dan masuk ke rumah Tuhan (1).

Seluruh kota Yerusalem dikepung oleh tentara Asyur. Raja Hizkia sadar kalau dirinya bertanggung jawab atas pukulan hebat yang telah menjatuhkan kerajaannya. Namun, kedatangan utusan itu tak membuat Raja Hizkia menjadi lemah. Raja Hizkia kemudian mengakui kesalahannya di hadapan Allah. Dia akhirnya sadar bahwa hanya kepada Allah sajalah dia harus berharap untuk dilepaskan dari cengkraman Asyur. Oleh karena itu, dia meminta petunjuk Allah melalui nabi Yesaya (2).

Hati umat Israel pasti terguncang akibat situasi itu. Sebagai seorang pemimpin, Raja Hizkia memberikan teladan yang sangat baik kepada rakyatnya dalam menyikapi situasi sulit itu. Dia datang kepada Allah dalam doa. Hizkia yakin bahwa hanya melalui Allah saja ia akan mendapatkan pertolongan dan kekuatan. Di dalam doanya, Hizkia menggantungkan semuanya kepada Allah semesta alam, Allah segala kerajaan di bumi (16).

Saat datang kepada-Nya, mata kita akan terbuka melihat kekuasaan Allah semesta alam. Dengan melihat Allah yang Mahabesar, muncullah pengakuan bahwa diri kita begitu tak berdaya tanpa kekuatan Allah. Pemimpin yang baik adalah orang yang bersedia mengakui kelemahannya dan datang kepada Allah melalui doa-doanya.

Saat pemimpin berdoa, Allah melihat ketulusan hatinya. Saat pemimpin yang baik memohon, ia memohon kepada Allah supaya hikmat dan kebijaksanaan dari-Nya menyertai kepemimpinannya. Saat pemimpin datang ke rumah Tuhan, dia diingatkan akan ketidakberdayaannya sebagai seorang manusia biasa yang membutuhkan pertolongan dari Allah yang tidak terbatas serta Mahakuasa. [SMR]


Baca Gali Alkitab 4

Yesaya 35

Kontras dengan pasal sebelumnya, pasal ini penuh dengan sukacita dan kegirangan. Pada pasal sebelumnya Allah telah mengubah dunia menjadi padang pasir, sementara pada pasal ini Allah mengubah padang pasir menjadi taman yang indah. Tentu sukacita ada pada semua orang sehingga sorak-sorai memenuhi alam (2), orang lumpuh yang disembuhkan melompat (6), dan orang-orang yang dibebaskan Tuhan bergirang (10).

Apa saja yang Anda baca?
1. Bagaimana gambaran pemulihan yang dilakukan Allah? (1-2)
2. Apa yang akan terjadi dengan orang-orang yang lemah? (3-4)
3. Apa yang akan terjadi dengan orang-orang yang sakit? (5-6a)
4. Apa yang akan terjadi dengan tanah tandus? (6b-7)
5. Apa yang disediakan Allah bagi umat? Siapakah yang akan berjalan di situ dan siapakah yang tidak akan melintasinya? (8-10)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Dari perbandingan kisah pada pasal 34 dan 35, apa yang Anda pelajari tentang tujuan utama penghakiman Allah?
2. Apakah transformasi fisik dalam pasal ini bermakna harfiah atau kiasan (bdk. Yes. 32:3-4)? Jika bermakna kiasan, apa makna sebenarnya?

Apa respons Anda?
1. Masalah apakah yang menekan Anda hingga menyebabkan "tangan lemah lesu dan lutut goyah" seperti yang disebutkan dalam ayat 3?
2. Bagaimana pesan pada ayat 4 memberi kekuatan pada Anda?
3. Apa yang membuat Anda bersukacita pada saat seperti itu?

Pokok Doa:
Agar Tuhan menghiburkan dan menguatkan orang-orang yang sedang mengalami kesusahan.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org