Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/11/27

Jumat, 27 November 2020 (Minggu ke-25 sesudah Pentakosta)

Yesaya 36:1-22
Jangan Menjawab Lebih

Kita pasti pernah menghadapi seseorang yang mengesalkan. Ia menghina, mengintimidasi, bahkan mengancam. Saat berjumpa orang seperti itu, kita bisa saja terpancing untuk membalas dengan makian.

Raja Asyur, Sanherib, mengutus juru minumannya, disertai tentara yang besar, untuk menghadap Raja Hizkia. Tujuan kedatangan utusan itu adalah meminta agar Raja Hizkia beserta seluruh penduduk Yehuda serta Yerusalem menyerahkan diri kepada Asyur lalu mereka nantinya akan dibawa ke suatu negeri yang lain (2, 17). Bukan itu saja, perkataan utusan Asyur itu juga menunjukkan sikap yang sangat tidak hormat terhadap Hizkia dan seluruh rakyatnya, terlebih lagi kepada Allah. Dalam peperangan zaman kuno, yang berperang tidak hanya raja atau tentara, tetapi juga melibatkan ilah yang disembah. Oleh sebab itu, kekalahan raja atau bangsa dalam sebuah peperangan berarti juga kekalahan dewa atau ilah yang mereka sembah.

Kekuasaan tampaknya membutakan raja Asyur. Prestasi kemenangannya dalam perang membuatnya pongah. Posisi dan jabatan membuatnya tinggi hati sehingga berani merendahkan Hizkia, raja Yehuda.

Menghadapi serangan mental seperti itu, Hizkia memilih untuk tidak memberikan respons. Ia memilih untuk diam. Ia memerintahkan kepada semua rakyatnya untuk tidak memberikan respons apa-apa, kecuali diam (21).

Menghadapi ancaman, hinaan, dan intimidasi dari orang lain yang begitu merendahkan, apalagi jika sudah menyangkut pada kepercayaan bisa membuat kita kesal, marah, sakit hati, atau memberikan perlawanan. Namun ada satu teladan raja Hizkia yang sangat bijaksana, yaitu berdiam diri. Ia pun memohon belas kasih Allah.

Berdiam diri di hadapan Allah akan menghindarkan kita dari keinginan untuk membalas dan melawan yang justru bisa berakibat merugikan diri sendiri. Diam bukan berarti membenarkan, juga bukan berarti kekalahan. Diam artinya memberikan ruang bagi Allah untuk bekerja. Dalam diam dan percaya, di situlah terletak kekuatan kita. [SMR]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org