Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/08/21

Jumat, 21 Agustus 2020 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)

Hakim-hakim 19:1-30
Moralitas Tanpa Allah?

Mungkin kita sering membayangkan diri sebagai superhero. Namun, saat ada kesempatan, jarang ada yang berani mengambil risiko berkorban demi menyelamatkan orang lain. Ternyata, niat saja tidak cukup untuk menjadi seorang pahlawan, tetapi diperlukan juga keberanian.

Kelihatannya orang Lewi dalam nas ini begitu mengasihi gundiknya. Ketika gundiknya berbuat serong, ia mau mengorbankan waktu dan tenaganya untuk membujuk dan membawanya pulang (2-3). Bahkan ketika mertuanya menahannya agar tidak cepat pulang, ia masih mau bersabar menunggu sampai 5 hari (4-10). Sejauh ini, tampaknya ia adalah seorang suami yang baik, seorang superhero.

Namun, kepahlawanannya sirna ketika ia memasuki daerah Gibea. Di situ, ia bertemu dengan seorang tua yang mengajaknya menginap di rumahnya. Sialnya pada malam hari, penduduk di sana datang untuk memerkosa dia. Untuk menghadapi penduduk dursila itu, orang Lewi itu melupakan sisi kepahlawanannya. Ia menyerahkan gundiknya agar diperkosa oleh massa sampai mati. Keesokan harinya, orang Lewi ini pun memotong bagian tubuh gundiknya menjadi 12 bagian dan mengirimkan potongan tubuh itu pada semua suku Israel (29).

Seperti perkataan Rasul Paulus, kehidupan manusia begitu bobrok jika tanpa Allah (lih. Rm. 3:10-11). Apa yang dialami oleh bangsa Israel pada zaman Kitab Hakim-hakim pun demikian. Pada zaman itu, setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Seorang Lewi, yang biasa dihormati layaknya superhero, nyatanya adalah seorang yang mementingkan diri sendiri dan mengorbankan orang lain.

Dalam dunia hari ini, kebenaran sering dimaknai secara subjektif dan relatif. Orang kerap hanya melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Oleh karena itu, sebagai orang percaya, kita harus menjadikan Allah dan firman-Nya sebagai standar kebenaran. Dalam situasi apa pun, biarlah hanya Tuhan yang menjadi standar kebenaran dan acuan dalam menjalani hidup kita. [YLM]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org