Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/07/11

Sabtu, 11 Juli 2020 (Minggu ke-5 sesudah Pentakosta)

Rut 2:1-23
Allah yang Memelihara

Setiap orang pasti pernah mengalami kekhawatiran akan hidup, masa depan, kebutuhan sehari-hari, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Sering kali semua itu menimbulkan ketakutan dalam hidup kita. Namun sebaiknya, kita jangan terlalu cemas karena kita memiliki Allah yang tidak hanya mencipta tetapi juga memelihara kehidupan.

Setelah tinggal di Betlehem bersama Naomi, Rut pergi memungut bulir-bulir jelai di ladang. Ia bekerja di belakang para pemetik atau penuai hasil panen. Menurut aturan di Israel, janda atau orang miskin hanya boleh memungut sisa-sisa jelai di belakang mereka (bdk. Im. 19:9, 23:22; Ul. 24:19).

Alkitab menuliskan bahwa Rut berada di ladang milik Boas. Ternyata Boas merupakan salah satu anggota keluarga dari kaum Elimelekh. Secara tradisi, Boas memiliki kewajiban untuk menebus Rut. Boas sangat baik kepada Rut karena ia tahu pengorbanannya untuk Naomi. Oleh karena itulah, ia memperlakukan Rut secara istimewa. Hal ini membuat keberlangsungan hidup Rut dan Naomi terpelihara dari hasil memungut jelai di ladang Boas.

Ketika Rut bekerja di ladang Boas, secara manusiawi, kita mungkin menganggap hal itu sebagai suatu kebetulan. Namun secara rohani, sebenarnya ini merupakan karya pemeliharaan Tuhan kepada Naomi dan Rut. Bagi Tuhan tidak ada yang kebetulan karena semua ada dalam kedaulatan-Nya. Walau tidak menyadarinya, Tuhanlah yang menuntun langkah Rut sehingga ia bekerja di ladang milik Boas. Setidaknya, Naomi meyakini hal ini (20).

Jadi, apa pun yang kita alami, semua itu bukanlah kebetulan semata. Ada tangan Tuhan yang memelihara dan menuntun. Seharusnya, hal ini memberi pegangan kepada kita agar tidak perlu khawatir terhadap hari depan dan segala persoalannya.

Asal kita melakukan bagian kita untuk bekerja, berusaha, serta berserah kepada kedaulatan-Nya, percayalah, Tuhan akan memelihara dengan cara yang ajaib. Mari kita berserah penuh hanya kepada tangan pemeliharaan Tuhan dan tekun mengerjakan bagian kita dengan sungguh-sungguh. [ABL]


Baca Gali Alkitab 2

Pengkhotbah 12:9-14

Pengkhotbah mengingatkan setiap orang bahwa makna hidup tidak terletak pada kesuksesan materi yang dicapainya dalam dunia ini. Kepuasan seperti itu sifatnya sementara dan sia-sia. Namun, orang yang menaruh harapannya dalam takut akan Tuhan adalah orang yang berhikmat. Sebab, ia tahu bahwa Tuhan adalah sumber hikmat dan pengetahuan.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang dilakukan Pengkhotbah semasa hidupnya? (9-10)
2. Mengapa hikmat begitu penting bagi kehidupan manusia? (11)
3. Apa peringatan Pengkhotbah mengenai pengetahuan dan apa alasannya? (12)
4. Apa kesimpulan yang diperoleh Pengkhotbah dalam hidupnya? (13-14)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa kesia-siaan hidup dikontraskan dengan takut akan Allah?
2. Mengapa takut akan Allah disebut sebagai kewajiban setiap orang?

Apa respons Anda?
1. Jika Allah adalah satu-satunya sandaran yang kukuh dan abadi, ungkapan syukur seperti apakah yang Anda berikan kepada-Nya?
2. Apa tekad Anda kepada Allah yang penuh hikmat?

Pokok Doa:
Memohon agar Allah menuntun kita bersikap bijak terhadap pelbagai godaan duniawi.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org