Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/07/06

Senin, 6 Juli 2020 (Minggu ke-5 sesudah Pentakosta)

Pengkhotbah 10:1-20
Si Bodoh dan Kebodohannya

Si bodoh adalah orang yang tumpul pikirannya. Ia tidak sadar ketika melakukan hal-hal bodoh. Ketika salah arah dalam berjalan, sejatinya ia sedang menunjukkan kebodohannya kepada banyak orang. Ketika berbicara, ia menyampaikan omong kosong. Malangnya, orang lain membiarkannya tersesat dalam bualannya (2-3, 12-15).

Sayangnya, si bodoh dan kebodohan bisa ada di mana saja. Kebodohan hadir di istana, tempat di mana terdapat banyak penasihat. Dampaknya, setiap orang tidak diperlakukan semestinya. Orang kaya duduk di tempat rendah; pembesar berjalan kaki seperti budak; sementara budak menunggang kuda. Selain itu, raja (yang bodoh) bertindak sembarangan. Ia makan di saat yang tidak tepat dengan cara yang tidak semestinya. Malangnya, rakyatlah yang menanggung semua tindakan bodoh itu.

Kebodohan ada di tempat kerja berupa kemalasan dan kelambanan. Si bodoh adalah mereka yang tidak menggunakan keterampilan dalam bekerja. Dampaknya, waktu dan usaha harus bertambah supaya pekerjaan tersebut berhasil. Mereka adalah orang yang minim persiapan. Alhasil, bahaya datang bagi diri sendiri, seperti pembaca mantra yang dipagut ularnya. Mereka juga tidak mengantisipasi dampak dari tindakannya sehingga menanggung akibatnya (8-11)

Hari ini, Pengkhotbah sedang menunjukkan kepada kita betapa bahayanya orang bodoh dan tindakannya. Kebodohan bisa mengubah sesuatu yang sangat berharga menjadi tidak berharga. Contohnya, minyak urapan tidak dapat dipergunakan lagi karena terkontaminasi lalat mati. Bahkan, kebodohan dalam pikiran, yang kita duga tidak ada yang tahu, akan diketahui orang lain. Sebab itu, jangan bodoh dan hati-hatilah dalam bertindak! Jangan pernah merasa pintar! Sebaliknya, teruslah mengejar hikmat agar kita peka akan kebodohan.

Dengan demikian, hidup kita akan bermakna bagi orang lain. Mintalah kepada Tuhan supaya Ia menjaga kita dari kebodohan yang mematikan. Kita perlu serius belajar dan mendalami firman Tuhan. [JPH]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org