Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/05/09

Sabtu, 9 Mei 2020 (Minggu ke-3 sesudah Paskah)

Bilangan 17
Tunas Baru

Kita semua tahu bahwa tongkat dibuat dari kayu yang sudah mati. Namun, berbeda dengan tongkat Harun. Pada waktu itu Tuhan menyuruh Musa untuk mengumpulkan 12 tongkat yang berasal dari tiap-tiap suku (2). Tuhan menyuruh setiap suku menulis nama pemimpin mereka pada tongkatnya masing-masing.

Namun, ada perintah khusus sebagai pengecualian dari Tuhan. Ia menginstruksikan agar nama Harun ditulis pada tongkat suku Lewi. Setelah semua tongkat terkumpul, tongkat itu harus diletakkan dalam kemah pertemuan di mana peti berisi Tabut Perjanjian diletakkan (7).

Apa yang terjadi? Keesokan harinya, Musa mendapati bahwa tongkat Harun yang mewakili suku Lewi bertunas. Tidak hanya itu saja, tongkat itu juga mengeluarkan kuntum, berbunga, dan mengeluarkan buah badam (8). Sungguh luar biasa, bukan?

Di tangan Tuhan, tongkat yang terbuat dari kayu yang sudah mati seolah-olah hidup dan mengeluarkan buah hanya dalam semalam. Tongkat Harun yang berbunga dan berbuah menunjukkan bahwa Tuhan berkuasa mengubah benda mati menjadi hidup.

Tuhan sanggup memunculkan tunas yang baru, bukan hanya bagi tongkat Harun, tetapi juga bagi kita semua. Namun, bukankah banyak dari kita yang saat ini hidup layaknya tongkat mati? Dalam artian, kita menjalani hidup seolah-olah seperti orang yang tidak berpengharapan, tidak bersemangat, putus asa, terpuruk, dan sebagainya. Walaupun kita beribadah di gereja, itu hanya rutinitas belaka. Sebab, selama ini mungkin kita hidup dalam kehampaan. Jika ada di antara kita yang mengalami hal ini, marilah berbenah diri.

Mintalah agar Tuhan mengisi hati kita. Serahkan diri agar Tuhan memakai kita. Dengan demikian, hati yang hampa, kosong, dan mati bergairah kembali. Dengan begitu, dari dalam hati kita akan tumbuh tunas baru yang akan berbunga dan berbuah. Bertekun dalam doa dan perbuatan baik sehingga jiwa kita hidup dan menghasilkan buah bagi Tuhan merupakan wujud iman dalam tunas baru. [SDL]


Baca Gali Alkitab 2

Bilangan 15:22-31

Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja sudah pasti ada konsekuensinya. Bagaimana dengan kesalahan yang tidak disengaja? Ini pun ada konsekuensinya. Allah tidak menghendaki umat-Nya berbuat dosa, entah tidak disengaja, apalagi disengaja. Namun, setiap hari manusia melakukannya. Kita perlu belajar apa kata firman Tuhan tentang dosa yang tidak disengaja dan disengaja.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang harus dilakukan untuk menghapus dosa jika umat Israel sebagai satu bangsa melalaikan perintah Tuhan dengan tidak sengaja? (22-24)
2. Bagaimana peran imam dalam pelanggaran seperti ini? (25-26)
3. Apa yang harus dilakukan jika yang berbuat dosa dengan tidak sengaja hanya satu orang saja? (27-29)
4. Apa sebutan bagi orang yang melakukan dosa dengan sengaja dan apa konsekuensinya? (30-31)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Bagaimana sikap Allah terhadap perbuatan dosa yang tidak disengaja dan yang disengaja?

Apa respons Anda?
1. Apa rencana Anda untuk menghindar dari berbuat dosa secara tidak disengaja maupun disengaja?
2. Apakah Anda pernah berbuat dosa dengan sengaja? Maukah Anda tidak mengulanginya lagi, apa pun bentuk dosa itu?

Pokok Doa:
Meminta kekuatan dari Tuhan agar kita tidak berbuat dosa dengan sengaja, maupun tidak sengaja.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org