Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/02/22

Sabtu, 22 Februari 2020 (Minggu ke-6 sesudah Epifania)

2 Samuel 20:1-26
Menjaga Milik Pusaka Tuhan

Setelah pemberontakan Absalom yang menguras energi, kini Daud diperhadapkan pada pemberontakan Seba bin Bikri. Orang yang dipandang Daud lebih berbahaya daripada Absalom. Daud pun berupaya menghentikan gerakan Seba ini. Diutuslah Abisai setelah tahu bahwa Amasa tak bisa dipercaya. Yoab pun turut serta hingga Amasa mati di tangannya.

Kisah Daud penuh dengan narasi pemberontakan dan pembunuhan kejam. Untuk memberikan nilai rohani pada narasi semacam itu tidak mudah. Diperlukan pemahaman akan jarak yang menghubungkan perbedaan zaman.

Kita tidak boleh menilai situasi zaman berdasarkan norma-norma masa kini. Kita mesti rela dengan kenyataan akan adanya perbedaan konteks zaman. Kesadaran ini akan menolong kita dalam menggali nilai yang tersembunyi di balik narasi pemberontakan dan pembunuhan pada masa Daud berkuasa.

Salah satu hal yang menarik adalah seruan yang dilontarkan seorang perempuan bijaksana kepada Yoab. Kala itu Yoab dan pasukan sudah siap melumat benteng tempat Seba bin Bikri bersembunyi.

"Dahulu biasa orang berkata begini: Baiklah orang minta petunjuk di Abel dan di Dan, apakah sudah dihapuskan apa yang telah ditetapkan oleh orang-orang yang setia di Israel! Tetapi engkau ini berikhtiar membinasakan suatu kota, apalagi suatu kota induk di Israel. Mengapa engkau hendak menelan habis milik pusaka TUHAN?" (18, 19).

Yoab tersadar. Ia teringat pada tradisi dan ketentuan nenek moyang tentang pentingnya menjaga milik pusaka Tuhan. Keberadaan dan ketentuan yang digemakan oleh seorang perempuan bijaksana ini telah mencegah terjadinya pertumpahan darah yang akan memakan korban yang lebih banyak. Hanya Seba yang akhirnya kehilangan nyawa. Tradisi memelihara pusaka Tuhan telah berhasil mencegah jatuhnya banyak korban. Di sinilah pentingnya kita mengkaji ulang tradisi dalam kehidupan bersama.

Doa: Ya Tuhan, ingatlah kami sebagai milik pusaka-Mu. [STY]


Baca Gali Alkitab 8

2 Samuel 18:19-19:8

Absalom sudah mati. Pemberontakan sudah berakhir. Seharusnya Daud dan segenap rakyat yang setia merasa lega. Namun, sikap Daud sama sekali tidak seperti yang diharapkan. Apa yang terjadi ini memang merupakan akumulasi sikap Daud yang tidak menjalankan peran sebagai orang tua yang bijaksana dan benar.

Apa saja yang Anda baca?
1. Siapa yang disuruh Yoab menyampaikan kabar kematian Absalom kepada Daud? Siapa yang mengajukan diri untuk menyampaikan kabar tersebut? Akhirnya, siapa yang menyampaikan kabar tersebut dengan jelas (18:19-23)?
2. Bagaimana reaksi Daud mendengar kabar kematian anaknya tersebut (18:33, 19:4)? Apa akibatnya bagi para prajurit yang telah memenangkan perang itu (19:2-3)?
3. Apa teguran Yoab kepada Daud (5-7)? Bagaimana sikap Daud kemudian (8)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa Daud begitu bersedih atas kematian Absalom, anaknya, yang telah durhaka dan memberontak? Menurut Anda, apa hubungannya dengan nubuat Nabi Natan di 2 Samuel 12:10-12? Apa pelajaran bagi Anda?
2. Dari sikap Daud ini, bagaimana seharusnya Anda bisa membedakan masalah keluarga dengan kepentingan umum yang lebih besar?

Apa respons Anda?
1. Bila Anda orang tua, adakah masa lalu yang Anda sesali? Bila Anda belum menjadi orang tua, adakah masa lalu orang tua Anda yang kita sesali? Apa yang akan Anda lakukan sekarang bersama dengan Tuhan?
2. Kalau Anda belum pernah mengalami masalah seperti Daud, bagaimana Anda akan menjadi orang tua yang membesarkan anak-anak Anda?

Pokok Doa:
Gereja memperlengkapi para orang tua untuk mendidik anak-anak mereka dalam kekudusan, kebenaran, dan keadilan.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org