Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/11/16

Sabtu, 16 November 2019 (Minggu 22 sesudah Pentakosta)

Mazmur 71
Kenangan dan Pengharapan

Seorang profesor yang pernah mengajar saya mengatakan, "the greatest enemy of faith is forgetfulness" (musuh utama dari iman adalah kelupaan). Karena itu, penting bagi kita untuk selalu mengingat berbagai perbuatan Allah yang ajaib dalam hidup kita. Kenangan tersebut memampukan kita percaya bahwa Tuhan senantiasa menolong kita dalam kesusahan, baik saat ini maupun masa datang.

Pemazmur adalah umat yang sudah lanjut usia (18). Ia sudah percaya dan bergantung kepada Tuhan sejak masih kecil (17). Bahkan, pemazmur menggambarkan bahwa ia sudah bergantung kepada Tuhan sejak ia ada dalam kandungan (6). Karena itu, ketika berada dalam bahaya, ia meminta Tuhan melepaskannya dari tangan orang fasik (4). Pemazmur percaya bahwa Tuhan yang sudah membuatnya mengalami banyak kesusahan dan malapetaka telah menyelamatkannya pada masa lampau dan akan menolongnya kembali (20). Ia meminta agar musuhnya mendapat malu dan musnah (13).

Pemazmur mengaitkan permintaannya agar Tuhan menghukum musuhnya dengan cara menceritakan dan memasyhurkan keadilan Tuhan (15-16). Bahkan, pemazmur kembali memuji keadilan Tuhan yang sampai ke langit (19). Di sini, yang diminta pemazmur adalah Tuhan yang adil kembali menolongnya dari pengejaran para musuhnya.

Perjalanan orang percaya bukanlah perjalanan yang mudah. Pemazmur mengalami banyak kesulitan selama hidupnya, dari muda sampai tua. Pertolongan yang Tuhan berikan melahirkan iman dan pengharapan bahwa Tuhan senantiasa menolong dan memberikan keadilan kepadanya serta menghukum mereka yang jahat.

Ketika kita berada dalam kesulitan dan mulai meragukan pertolongan Tuhan, ingatlah kembali saat di mana Ia memberikan pertolongan dan perlindungan. Marilah kita belajar mencatat berkat dan mengingat pertolongan Tuhan sampai saat ini.

Doa: Mampukan aku untuk terus mengingat kasih setia dan pertolongan-Mu. [IT]


Baca Gali Alkitab 3

Mazmur 71:1-24

Allah menciptakan memori dalam diri manusia. Memori itu dapat membawa manusia "menembus" masa lampau dan menghadirkan sesuatu yang bernilai pada masa kini. Allah menciptakan manusia dengan segala kerumitannya, baik itu akal budi maupun memori, untuk memuliakan-Nya.

Sering kali, manusia mengingat yang harus dilupakan dan melupakan yang seharusnya diingat. Iblis pun bekerja dalam area ini sehingga ingatan akan kebaikan Allah terlupakan.

Pemazmur sudah tua dan ia mengingat kembali semua kebaikan Tuhan. Ingatan ini menghadirkan kekuatan baru dan iman yang lebih kuat. Pemazmur menggunakan memorinya untuk memuliakan Tuhan. Apakah yang diperoleh pemazmur dengan mengingat semua kebaikan Tuhan?

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang dimohonkan oleh pemazmur kepada Allah (1-13)?
2. Apa yang akan dilakukan oleh pemazmur untuk memuliakan Allah (14-19)?
3. Apa yang menjadi keyakinan pemazmur akan tindakan Allah berikutnya (20-21)?
4. Apa janji pemazmur jika Allah mendengarkan doanya (22-24)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah Anda pernah merasa terancam dan tidak ada tempat lain untuk berlindung selain Allah?
2. Apakah Anda pernah merasakan jawaban langsung dari Allah yang mengangkat Anda kembali dari keterpurukan?
3. Apakah Anda makin memuji dan memuliakan Allah atas semua tindakan Allah tersebut?

Apa respons Anda?
1. Sudahkah Anda melibatkan Allah dalam pergumulan Anda?
2. Apakah Anda dapat melihat karya Allah lewat pergumulan itu?

Pokok Doa:
Kiranya kita diberikan hati yang senantiasa mampu melihat jejak Allah dalam berbagai peristiwa hidup kita.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org