Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/10/12

Sabtu, 12 Oktober 2019 (Minggu ke-17 sesudah Pentakosta)

Lukas 16:1-9
Bendahara yang Tidak Jujur

Apa yang hendak Tuhan Yesus ajarkan kepada para murid-Nya berkenaan dengan perumpamaan ini? Jangan katakan bahwa Ia menyetujui ketidakjujuran sang Bendahara. Bagaimanapun, dia tidak mengerjakan tugasnya dengan baik. Tak hanya lalai dalam perhitungan, dia sengaja menghamburkan harta majikan. Bendahara itu telah bertindak sebagai pemilik harta. Dia tak lagi menjadi pengelola. Akibatnya jelas: dia harus mempertanggungjawabkannya dan siap dipecat.

Perumpamaan ini mengingatkan kita untuk menjalani profesi dengan setia. Sebab, profesi berarti kepercayaan.

Lalu, mengapa Yesus memujinya? Alasannya, karena dia menyadari keberadaannya pada masa depan dan cekatan mengambil tindakan. Perhatikan keresahannya: "Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu" (3). Dia peka situasi. Terus, mau ngapain?

Masa depannya gamblang. Namun, hal itu tidak membuatnya berdiam diri. Dia ingin selamat. Itulah visinya sekarang. Agar tetap hidup, dia harus berbuat sesuatu. Demi mempertahankan hidup, dia mengambil jalan untuk mengambil hati orang-orang yang berutang kepada tuannya. Dengan cara demikian, dia berupaya menyelamatkan nyawanya. Tindakannya itu membuat dia berpiutang budi.

Visi yang kuat semestinya mendorong manusia beraksi. Visi tanpa aksi hanyalah impian. Aksi tanpa visi merupakan kegiatan tanpa arah. Visi bendahara tadi jelas: menyelamatkan nyawanya. Visi itu membuatnya bertindak. Tindakan itulah misi.

Perumpamaan ini mengajar para murid agar tidak hanya memikirkan masa depan, tetapi melakukan sesuatu yang baik pada masa kini. Kita perlu belajar dari bendahara yang tidak jujur. Ia mampu melihat ke depan, memperhitungkan realitas, dan mampu bertindak tepat. Ya, bertindaklah! Tanpa misi, visi tak akan pernah menjadi kenyataan.

Doa: Tuhan, tolong kami untuk hidup sesuai standar-Mu. [YM]


Baca Gali Alkitab 6

Lukas 16:1-9

Dalam perumpamaan yang disampaikan kepada murid-murid-Nya, Yesus mengisahkan tentang seorang bendahara yang tidak jujur. Namun, tuan dari bendahara yang tidak jujur itu justru memuji tindakan cerdik yang dilakukan bendaharanya itu.

Apa saja yang Anda baca?
1. Krisis apa yang sedang dihadapi si bendahara dalam perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus ini (1-2)?
2. Apa yang direncanakan si bendahara untuk mengantisipasi krisis yang dia hadapi itu (3-4)?
3. Tindakan apa yang kemudian dilakukan oleh si bendahara untuk merealisasikan rencananya tersebut (5-7)?
4. Mengapa tuan si bendahara justru memuji tindakan bendahara tersebut (8)?
5. Pelajaran apa yang Yesus sampaikan berkaitan dengan perumpamaan ini (9)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa disebutkan bahwa anak-anak dunia lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang?
2. Apa yang dimaksud Tuhan Yesus sebagai mamon yang tidak jujur? Bagaimana seharusnya kita mengikat persahabatan dengan menggunakan mamon yang tidak jujur tersebut?
3. Mengapa penting bagi para murid untuk mendengar perumpamaan ini? Apa yang dapat mereka pelajari?

Apa respons Anda?
1. Bagaimana Anda memandang harta kekayaan yang Anda miliki? Milik Anda atau milik Allah yang dipercayakan kepada Anda? Sudahkah Anda memperlakukan harta kekayaan tersebut sesuai dengan yang Allah kehendaki?
2. Apa yang Anda lakukan berkaitan dengan penggunaan harta Anda untuk kepentingan Kerajaan Allah?

Pokok Doa:
Agar jemaat Tuhan memiliki pengertian yang benar dalam menggunakan harta milik.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org