Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/09/28

Sabtu, 28 September 2019 (Minggu ke-15 sesudah Pentakosta)

Lukas 13:1-5
Dosa dan Petaka

Tanggapan Yesus terhadap kabar kematian orang-orang Galilea yang dibunuh Pilatus seperti ini: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?" (Luk. 13:2).

Ada beberapa orang Galilea yang dibunuh tentara, berdasarkan perintah Pilatus, sewaktu mempersembahkan kurban di Bait Allah. Tak hanya dibunuh, darah korban dicampur dengan darah kurban yang hendak dipersembahkan di Bait Allah. Para sejarawan menduga, orang-orang itu adalah pejuang Zelot yang bermarkas di Galilea. Siapa pun mereka, kematian mereka mengenaskan dan membuat orang bertanya: "Mengapa?"

Pilatus, menurut Stefans Leks, senang menghina bangsa Yahudi pada setiap kesempatan, merampas milik mereka, memperlakukan orang Yahudi seenaknya, dan membunuh tanpa perasaan. Sang Gubernur akhirnya dipecat Kaisar karena membantai sejumlah orang Samaria di Gunung Gerizim.

Masyarakat Yahudi, juga masyarakat Indonesia, beranggapan bahwa petaka adalah hukuman Allah. Kematian tak wajar juga dianggap sebagai hukuman Allah. Akan tetapi, Yesus memerintahkan para muridnya untuk tidak begitu saja menilai setiap kejadian mengerikan itu sebagai hukuman Allah. Yesus juga menegaskan bahwa 18 orang yang mati tertimpa menara dekat Siloam belum tentu lebih jahat ketimbang yang masih hidup (4). Itu namanya penghakiman dan pasti ketidakadilan. Sudah jadi korban, kenapa masih harus dihakimi!

Mungkin memang ada kaitannya. Allah bisa saja menjadikan sebuah peristiwa naas sebagai hukuman atas dosa. Akan tetapi, kita dilarang menilai seluruh petaka sebagai hukuman Allah.

Namun demikian, itu tidak berarti kita boleh hidup seenaknya. Tuhan mendorong kita untuk bertobat dan terus memperbarui diri. Sebab jika tidak, kita pun akan mengalami nasib yang sama!

Doa: Tuhan tolong kami untuk senaniasa menjaga hati, pikiran, dan tubuh kami! [YM]


Baca Gali Alkitab 4

Lukas 12:22-34

Nas Alkitab hari ini sedang mengajarkan kita tentang kekhawatiran dan bagaimana cara menghadapinya.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa nasihat Yesus tentang kekhawatiran (22-23)?
2. Dengan perumpamaan apa Yesus melukiskan tentang pemeliharaan Allah (24, 27)?
3. Menurut Yesus, mengapa kita tidak perlu khawatir (25-26)?
4. Mengapa Yesus menyebut orang yang khawatir sebagai orang yang kurang percaya (27-28)?
5. Apa yang harus kita lakukan untuk menghindari kekhawatiran (29-31)?
6. Apa yang dimaksud dengan "di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada" (32-34)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa Yesus melarang kita untuk khawatir?
2. Bagaimana Anda memahami perumpamaan Yesus tentang burung dan bunga bakung? Coba Anda jelaskan!
3. Apakah ada faedah dari kekhawatiran?
4. Pernahkah Anda merasa tidak percaya kepada pemeliharaan Tuhan?
5. Apa yang paling penting untuk kita cari? Harta atau Kerajaan Allah?

Apa respons Anda?
1. Setelah mempelajari bagian ini, masihkah Anda khawatir dalam menjalani kehidupan ini? Jika ya, bagaimana Anda mengatasinya?
2. Sadarkah Anda bahwa kekhawatiran adalah sebentuk rasa tidak percaya kepada pemeliharaan Tuhan?
3. Sudahkah Anda bersyukur atas pertolongan yang Tuhan berikan?

Pokok Doa:
Mohon agar Tuhan menjauhkan kita dari rasa khawatir dan memelihara hidup kita senantiasa.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org