Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/08/31

Sabtu, 31 Agustus 2019 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)

1 Samuel 26:1-25
Menghormati yang Diurapi

Menghormati pemimpin adalah sikap terpuji. Tentu tidak semua pemimpin melakukan kebaikan. Tindakan penghormatan dilakukan karena kita percaya bahwa Allahlah yang menghadirkan pemimpin. Menghormati pemimpin adalah tanda menghormati Allah.

Daud kembali menunjukkan penghormatan kepada Saul sekalipun Saul memperlakukannya sebagai buronan. Daud memiliki kesempatan untuk membalas tindakan jahat Saul. Saat itu, Saul bersama dengan pasukannya tengah beristirahat. Agaknya kelelahan hebat membuat mereka terlelap (7). Sebuah kesempatan tepat untuk bertindak menghentikan langkah Saul yang selalu hendak membunuh Daud. Abisai berinisiatif untuk menghabisi Saul (8). Daud menolak dengan alasan karena Saul adalah orang yang diurapi Allah (9). Bagi Daud, Allah sendiri yang akan bertindak menghentikan Saul. Daud menyuruh Abisai mengambil tombak dan kendi minuman Saul. Dengan tombak dan kendi di tangan, Daud mempertanyakan alasan Saul memburunya. Jika memang Allah yang memerintahkan hal itu, Daud akan datang dan bertobat. Jika manusia yang menyuruhnya, Daud mendoakan agar orang itu dikutuk Allah (19). Pernyataan Daud membuat Saul menyesal. Saul berjanji akan menghentikan tindakannya (21). Daud pun mengembalikan tongkat dan kendi Saul.

Daud memercayai bahwa pemimpin datang dari Allah. Jika pemimpin melakukan hal yang buruk, Allah yang akan bertindak. Keyakinan Daud ini membuatnya menghargai Saul sekalipun sikap Saul terhadapnya buruk dan menyakitkan.

Di tengah kehidupan yang tidak menghargai pemimpin, kita diingatkan untuk menaruh hormat kepada pemimpin. Sikap hormat bukan berarti asal bapak senang. Kritik tetap boleh dilakukan asal semuanya disampaikan dengan sikap hormat. Allah telah mengizinkan keberadaan sosok tertentu sebagai pemimpin dalam hidup kita.

Doa: Tuhan, kami berdoa agar para pemimpin gereja dan bangsa kami mampu memimpin dalam tuntunan-Mu. [AP]


Baca Gali Alkitab 9

1 Samuel 25:1-44

Hidup itu penuh kejutan. Banyak hal yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Nabal bersifat kasar dan jahat, Abigail, istrinya, adalah seorang yang bijak. Hidup terkadang mempertemukan ketidakseimbangan menjadi sebuah kesatuan demi keseimbangan itu sendiri. Allah bekerja dalam segala sesuatu demi sebuah tujuan.

Daud memohon bantuan bagi dirinya dan pasukannya kepada Nabal. Tapi Nabal menolaknya mentah-mentah. Daud kemudian mempersiapkan diri dan pasukan untuk membalas Nabal. Tetapi, Abigail yang bijak dapat mengira apa yang akan terjadi. Ia mencegahnya.

Tiga tokoh dalam bacaan ini sangat unik dan patut kita pelajari.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa permintaan Daud kepada Nabal di hari raya yang sedang berlangsung? (1-8)
2. Apakah jawaban Nabal terhadap permintaan Daud? (9-13)
3. Apa yang dilakukan Abigail setelah mendengar laporan dari bujangnya? (14-31)
4. Apakah respons Daud setelah mendengar Abigail? (32-35)
5. Apa yang terjadi dengan Nabal dan bagaimana hidup Abigail berikutnya? (36-44)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Teladan apa yang Anda dapatkan dari Abigail?
2. Peringatan apa yang Anda pelajari dari Nabal?
3. Pernahkah Anda kurang bijak dalam memperhitungkan akibat dari keputusan Anda?

Apa respons Anda?
1. Apakah yang Anda lakukan sebelum mengambil keputusan penting?
2. Jika ada kesalahan yang akan Anda lakukan, apakah usaha Anda untuk memperbaiki kesalahan tersebut?

Pokok Doa:
Agar umat Allah diberikan bijaksana dalam tiap langkah dan keputusan hidup.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org