Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/08/24

Sabtu, 24 Agustus 2019 (Minggu ke-10 sesudah Pentakosta)

1 Samuel 19:1-24
Meninggalkan Kebencian

Menyimpan kebencian, seperti memelihara penyakit di dalam tubuh, yang bisa kambuh sewaktu-waktu jika tidak diobati secara serius hingga tuntas.

Kebencian Saul kepada Daud terus muncul dalam beberapa pasal Kitab 1 Samuel ini. Dalam pasal 19, secara terbuka Saul mengumumkan ingin membunuh Daud, menantunya (1). Kedengkiannya kadang sembuh kemudian kambuh lagi. Anak-anaknya tahu persis siapa Daud (4). Mereka membujuk supaya Saul menerima Daud (5). Dengan terpaksa, Saul bersumpah demi nama Allah untuk tidak membunuh Daud (6). Seolah berkenan atas Daud dan menerimanya kembali, ketika Daud kembali menang dalam perang (8), Saul teringat bahwa kemenangan Daud adalah ancaman bagi takhtanya karena orang lain akan mengakui kehebatan Daud (8). Hatinya terus panas dan dipenuhi kedengkian, Saul berniat membunuh Daud.

Kisah ini memperlihatkan bagaimana kebencian yang tidak pernah dibereskan akan terus mengendap dan berakar dalam hati seseorang. Kebencian itu bak gunung api yang siap meletus dan mengeluarkan lava mematikan. Kebencian akan menenggelamkan semua kebaikan yang pernah ada. Ia akan menggerogoti damai dan sukacita. Ia akan merusak diri sendiri, relasi keluarga, sesama warga gereja, dan masyarakat.

Mengampuni dan rela menerima adalah obat mujarab untuk mengalahkan penyakit kebencian. Berdoalah agar kita dimampukan untuk mengampuni. Janganlah membenci karena membenci adalah tanda diri kita penuh kelemahan. Mintalah kekuatan kasih dari Allah untuk mengampuni. Kasih dari Allah dapat mengalahkan kebencian. Mengampuni bukan kelemahan, melainkan tanda iman yang kokoh. Mari meneladan Yesus yang sedikit pun tidak memendam kebencian ketika mengalami siksa sebelum mati di kayu salib. Mengalahkan kebencian dapat ditempuh dengan mengundang Roh Kudus bekerja dan menyingkirkan si jahat dari dalam diri kita.

Doa: Kiranya Roh Kudus-Mu menolong kami untuk mematikan kebencian. [MK]


Baca Gali Alkitab 8

1 Samuel 17:40-58

Banyak peristiwa yang kita anggap sebagai ketidakmungkinan terjadi di dalam hidup ini. Manusia adalah makhluk yang terbatas sehingga peristiwa yang tidak mungkin sering membuat kita tidak percaya pada kuasa lain yang akan mengatasinya.

Melawan dan mengalahkan Goliat adalah ketidakmungkinan pada zaman itu. Semua prajurit takut dan gemetar untuk menghadapinya. Itulah ketidakmungkinan.

Daud mengubah ketidakmungkinan itu menjadi kemungkinan. Ia adalah contoh seorang yang membawa pergumulan ketidakmungkinan ke hadapan Allah dan mengubahnya menjadi sesuatu yang mungkin dengan kacamata iman dan bukan pertimbangan logika manusia semata.

Mengapa Daud bisa tiba di titik tersebut dan bagaimana ia mengubah ketidakmungkinan menjadi kemungkinan?

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang dilakukan Daud dan apa yang dikatakan Goliat ketika melihat Daud? (40-44)
2. Apakah prinsip Daud dalam menghadapi Goliat? (45-47)
3. Bagaimanakah Daud mengalahkan Goliat? (48-51)
4. Apa yang terjadi dengan orang Israel, Filistin, dan Daud setelah pertempuran tersebut? (52-58)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah ada yang tidak mungkin bagi Allah?
2. Bandingkan pengalaman ketidakmungkinan Daud dengan yang pernah Anda alami?
3. Ketika itu, apa yang Tuhan lakukan?

Apa respons Anda?
1. Sudahkah Anda sungguh beriman akan kuasa Allah?
2. Apakah Anda mempunyai iman seperti Daud?

Pokok Doa:
Agar Tuhan mengaruniakan iman seperti Daud dalam menghadapi segala pergumulan besar yang dipercayakan.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org