Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/05/25

Sabtu, 25 Mei 2019 (Minggu ke-4 sesudah Paskah)

Keluaran 32:1-35
Model Kepemimpinan

Jabatan sebagai pemimpin bukanlah hal mudah. Posisi itu menuntut teladan sekaligus tanggung jawab. Krisis akan menguji kualitas dua aspek kepemimpinan ini. Tekanan dan situasi genting akan menyingkapkan wajah aslinya.

Musa dan Harun adalah tokoh penting dalam Alkitab. Bisa dikatakan, mereka adalah panutan dalam sejarah perjalanan Israel keluar dari Mesir. Namun dalam hal kepemimpinan, mereka berdua memiliki karakter yang berbeda. Kitab Keluaran merekam sebuah peristiwa yang menunjukkan kesenjangan kualitas itu.

Kisah ini cukup terkenal. Saat itu bangsa Israel sedang putus kesabaran kepada Musa (1). Mereka tampak kesal karena terlalu lama menunggunya turun dari gunung Sinai. Mereka pun menjadi hilang kepercayaan kepada Musa sebagai pemimpin.

Harun melihat reaksi itu. Ia pun menangkap aspirasi dari massa. Ia pun memutuskan untuk membuat anak lembu emas tuangan (4). Dengan sembrono, ia segera mengumumkan bahwa patung tersebut adalah Allah dan TUHAN (5). Perhatikan bahwa Alkitab tidak menulis dua kata ini dalam huruf kecil. Artinya, Harun sedang memanipulasi bangsa Israel. Ia memperkenalkan allah kepada mereka.

Tentu saja, Allah murka (7- 9). Ia berencana membinasakan umat itu dan membuat keturunan Musa menjadi bangsa besar (10). Herannya, Musa tidak tertarik dengan tawaran itu. Ia malah ingin melunakkan hati Allah agar membatalkan niat itu (11-13). Hingga akhirnya, Allah pun urung menjatuhkan malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya (14).

Lewat kisah ini, tampak dua potret kepemimpinan. Harun adalah pemimpin yang mudah memelintir prinsip karena tekanan umat. Bahkan, ia mempunyai kemampuan manipulatif yang berbahaya. Sementara, Musa adalah sosok yang mementingkan keselamatan umat daripada keuntungan diri sendiri. Ia seorang yang rendah hati dan tidak suka memegahkan diri. Model mana yang ingin dirajut dalam diri Anda?

Doa: Tuhan, tolong kami memimpin dengan baik. [IG]


Baca Gali Alkitab 4

Keluaran 31:12-18

Sampai hari ini, perdebatan tentang hari Sabat terkadang masih saja muncul ke permukaan. Ada yang mengatakan hari Sabat adalah hari Sabtu. Sementara yang lain berpendapat bahwa hari Sabat jatuh pada hari Minggu karena mengacu pada kisah kebangkitan Yesus.

Apakah hari Sabat adalah persoalan tentang hari? Sebenarnya, apa esensi dari hari Sabat itu? Inilah yang menjadi topik bacaan kita.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang difirmankan Tuhan katakan kepada Musa? Apa alasan Tuhan memerintahkan itu (12-13)?
2. Apakah akibatnya jika melanggar firman Tuhan ?
3. Bagaimana Tuhan membagi hari dalam seminggu? Hari apa yang dikhususkan bagi-Nya? Apa konsekuensi bagi yang melanggar (15)?
4. Siapa dan sampai kapan peringatan pada hari Sabat dilakukan (16)? Mengapa peringatan tersebut harus terus dipelihara?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Sebenarnya, apa tujuan dari peringatan Sabat?
2. Melihat hukuman bagi yang melanggar, seberapa penting peringatan Sabat itu?
3. Bagaimana hubungan antara bekerja dan menyediakan waktu bagi Tuhan?

Apa respons Anda?
1. Selama ini, bagaimana Anda memaknai hari Sabat? Apakah hanya sekadar hari libur? Apakah sudah sesuai dengan ajaran Alkitab? Coba ceritakan!
2. Dari refleksi itu, adakah sesuatu yang harus Anda ubah?
3. Di tengah kesibukan, bersediakah Anda memberi prioritas untuk hari Sabat bagi Tuhan?

Pokok Doa:
Agar tindakan dan pemahaman mengenai hari Sabat semakin lebih baik.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org