Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/05/05

Sabtu, 5 Mei 2018 (Minggu ke-4 sesudah Paskah)

Kejadian 11:27-12:9
Allah Memanggil Abram

Abram adalah anak Terah (27). Istrinya bernama Sarai, namun mandul (30). Terah hijrah ke Haran dan tinggal di sana sampai akhir hidupnya (32). Di Haran Allah menyatakan diri-Nya dan memanggil Abram pergi ke suatu tempat yang tidak disebutkan dengan jelas (12:1). Abram, Sarai, dan keponakannya, Lot, berangkat menaati perintah Allah (5). Dalam perjalanan, Tuhan berjanji akan memberikan keturunan kepada Abram (7).

Dalam kisah panggilan Allah terhadap Abram, memang tidak diceritakan apa yang menjadi pergumulan dan kegelisahan hatinya. Walaupun Abram dalam hidupnya suka berpindah-pindah (nomaden), setidaknya ada lokasi jelas yang hendak dituju. Tetapi, yang menjadi masalah adalah Tuhan tidak memberitahukan tujuan dan tempatnya. Hanya berdasarkan janji Allah itu, Abram langsung percaya dan berangkat.

Selain itu, kita juga melihat adanya pernyataan yang menyebutkan bahwa Sarai mandul. Kemandulan merupakan aib yang sangat mengganggu kehidupan berkeluarga. Dalam kondisi Sarai seperti itu, Allah justru menjanjikan keturunan kepada Abram. Keturunannya akan menduduki negeri impian yang dijanjikan Tuhan. Di sini menjadi jelas bahwa janji Allah meliputi dua hal, yaitu tanah dan keturunan. Kedua hal ini memainkan peranan penting dalam kehidupan masyarakat pada saat itu.

Selain tanah dan keturunan, Allah juga menjanjikan kemasyhuran kepada Abram bahwa namanya akan dikenal oleh banyak orang dan Abram sendiri akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa (3). Dalam janji ini, kita melihat bahwa Allahlah yang berinisiatif, sedangkan Abram hanya pasif menaati dan bersabar menantikan penggenapan janji Allah.

Kisah Abram seharusnya menyadarkan kita bahwa Allah tidak pernah melihat atau mempertimbangkan prestasi dan kebaikan seseorang. Saat Allah memilih dan memanggil seseorang, Ia hanya menuntut respons dan kesetiaan manusia untuk menaati panggilan dan perintah-Nya. Jika kita bersedia, maka Tuhan akan memperlengkapi kita dengan hikmat dan kuasa-Nya. [ASP]


Baca Gali Alkitab 1

Kejadian 12:10-20

Antusiasme Abram mengikut Tuhan menjadi layu begitu dia menghadapi kelaparan di Kanaan sehingga harus bermigrasi ke Mesir. Ternyata Abram harus menghadapi situasi di luar perkiraannya. Bagaimana Abram merespons situasi itu? Mari kita melihat melihat bagaimana iman kepada Tuhan berganti tempat dengan kekhawatiran dan ketakutan.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apakah yang dilakukan Abram ketika kelaparan melanda negeri yang dia diami pada saat itu? (10)
2. Sebelum memasuki Mesir, apakah yang dipersiapkan oleh Abram? (11-13)
3. Apakah yang dilakukan oleh punggawa-punggawa Firaun tatkala melihat Sarai yang cantik parasnya? (14-15)
4. Bagaimana respons raja Firaun terhadap Abram? Apakah kemudian yang terjadi atas Firaun dan seisi istananya? (16-20)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Menurut Anda, bagaimana pemikiran atau perasaan Abram bila membandingkan janji Allah dengan kenyataan bahwa ia tidak menemukan makanan saat tiba di tanah perjanjian?
2. Mengapa kebohongan Abram justru mendatangkan tulah yang hebat atas Firaun dan seisi istananya?
3. Bagaimanakah seharusnya iman mewarnai tindakan Abram?
4. Apakah sesungguhnya yang menjadi kesalahan fatal Abram atas tindakannya menutupi keberadaan Sarai sebagai istrinya?

Apa respons Anda?
1. Ketika menghadapi situasi kritis, apa yang biasanya melintas dalam pikiran Anda untuk pertama kali?
2. Sebagai orang percaya zaman ini, bolehkah kita meniru tindakan Abram bila menghadapi situasi genting? Mengapa?
3. Pernahkah Anda merasa ingin 'membantu' Allah menggenapi kehendak-Nya?

Pokok Doa:
Supaya jemaat Tuhan selalu mengutamakan untuk mencari kehendak Tuhan ketika menghadapi masalah.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org