Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/04/13

Jumat, 13 April 2018 (Minggu ke-1 sesudah Paskah)

Mazmur 15
Berakar Kuat Dalam Kebenaran Allah

Pemazmur bertanya kepada Tuhan: Siapakah yang boleh menumpang di kemah-Mu? Siapakah yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Beberapa pertanyaan ini disampaikan pemazmur karena ia melihat betapa tercela dan bobroknya kehidupan umat Allah. Mereka melakukan perbuatan yang tidak adil, pembohong, menyebar fitnah, melakukan perbuatan keji terhadap teman, menimpakan celaka kepada tetangga, meminjamkan uang dengan bunga yang tinggi, dan menindas orang lemah.

Kehidupan umat Allah tidak lagi mencerminkan perilaku yang penuh kebenaran Tuhan. Yang ditonjolkan oleh mereka adalah kehidupan yang penuh kehancuran. Karena itu pemazmur bertanya kepada Tuhan, "Siapakah yang boleh menumpang dikemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?" Di sini pemazmur ingin menyadarkan umat Allah bahwa sudah saatnya mereka meminta pengampunan Allah, bertobat, dan mengubah perilaku serta perbuatan mereka.

Pemazmur memberikan penekanan bahwa umat Allah harus mampu hidup dalam kebenaran-Nya. Mereka harus menjalani kehidupan yang baru dalam terang firman-Nya dan bukan dalam kehidupan lama yang penuh dosa. Karena itu yang boleh menumpang di kemah Tuhan dan yang boleh diam di gunung Tuhan adalah orang-orang yang berkenan kepada Allah.

Orang yang berkenan kepada Allah memiliki ciri khusus tertentu, yaitu hidupnya tidak bercela, adil, mengatakan kebenaran, tidak menyebarkan fitnah, tidak berbuat jahat terhadap sesama, hidup selaras dengan ajaran dan perintah Allah, dan menjaga kekudusan hidup. Orang-orang yang berlaku demikian dikatakan oleh pemazmur tidak akan goyah selama-lamanya (5).

Pertanyaan pemazmur ini mendorong dan menyadarkan kita untuk membuang kehidupan dalam lumpur dosa serta membangun kembali kehidupan baru sesuai ajaran Allah. Hanya dengan cara seperti ini iman orang percaya akan berakar kuat dalam kebenaran dan kasih karunia-Nya. Dengan demikian, kita tidak akan goyah untuk selama-lamanya. [BK]

Pengantar Surat 1 Petrus

Surat Petrus yang pertama digolongkan sebagai surat umum karena ditujukan kepada jemaat Kristen secara umum, yaitu para pendatang atau musafir yang tersebar di wilayah Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil, dan Bitinia. Ini berbeda dengan surat-surat Paulus, misalnya, yang ditujukan kepada jemaat atau orang tertentu.

Pikiran utama surat ini adalah mengenai pengharapan akan kedatangan Kristus yang kedua kali. Orang percaya akan terpelihara hingga keselamatan dinyatakan pada zaman akhir (1:5). Mereka yang memelihara iman akan diselamatkan dari penghakiman yang akan datang (1:7). Orang percaya harus mengharapkan kasih karunia yang akan datang pada saat penyataan Yesus Kristus (1:13). Hari lawatan Tuhan itu sangat dinantikan (2:12) karena kesudahan segala sesuatu sudah dekat (4:7). Mereka yang menderita karena Kristus akan bersukacita dengan Dia ketika kemuliaan-Nya dinyatakan (4:13). Penghakiman akan dimulai dari rumah Allah (4:17). Petrus sendiri memastikan bahwa dirinya adalah orang yang akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan datang (5:1). Ketika Sang Gembala Agung datang, orang beriman akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak akan layu (5:4).

Kita melihat bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali menjadi topik utama surat Petrus ini. Itulah yang mendasari kesetiaan iman, keberanian, serta ketahanan untuk menderita. Memang banyak pengikut Kristus dari abad pertama yang menderita aniaya karena iman kepada Kristus. Dimulai dari Yerusalem, penganiayaan kemudian melanda setiap tempat di mana komunitas Kristen berada. Petrus telah melihat saudara seimannya menderita dan mati. Ia sendiri pun mengalami penganiayaan. Namun, ia mengenal Kristus dan tak ada satu pun yang dapat menggoyahkan keyakinannya pada Tuhan yang telah bangkit. Karena itu, Petrus menulis surat kepada gereja-gereja yang mengalami penderitaan untuk meneguhkan iman mereka, memberi penghiburan dan harapan, dan juga mendorong mereka agar tetap setia pada Kristus.

Memang ada harga yang harus dibayar untuk mengikut Kristus. Ingatlah bahwa saat Kristus datang kedua kalinya, Ia akan menyatakan kuasa dan kemuliaan-Nya, serta untuk memberikan mahkota kemuliaan kepada kita yang setia.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org