Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/12/16

Sabtu, 16 Desember 2017 (Minggu Adven ke-2)

Daniel 10:15-11:1
Dikuatkan oleh Kasih

Pengalaman dikasihi merupakan pengalaman yang berharga dan indah. Saat seseorang merasa dirinya dikasihi, dalam dirinya akan timbul kegembiraan, keberhargaan, kekuatan, dan sebagainya. Ia merasa hidupnya menjadi bermakna, baik bagi dirinya maupun orang lain.

Daniel berbahagia saat ia mendengar dirinya dikasihi oleh Allah. Ucapan itu memberinya kekuatan karena hidupnya berharga di mata Allah. Beda halnya ketika ia mengetahui bagaimana nasib akhir dari bangsanya pada akhir zaman. Daniel hanya bisa tertunduk mukanya ke tanah dan lidahnya menjadi kelu terkejut atau ketakutan (15). Lalu sosok yang menyerupai manusia datang kepada Daniel dan menyentuh bibirnya agar ia dapat berbicara (16).

Setelah bisa berbicara, Daniel mengungkapkan alasan mengapa ia menjadi kelu. Secara mental ia merasa terpukul saat mengetahui makna dari penglihatan itu yang akan terjadi pada masa depan (16). Selain itu, penglihatan tersebut banyak menguras tenaga Daniel sampai ia sulit bernafas (17). Sosok yang menyerupai manusia itulah yang memulihkan Daniel. Ia juga menyemangati Daniel untuk tidak cepat putus harapan (19). Kata-kata bahwa dirinya dikasihi Allah merupakan obat mujarab yang memampu menguatkan hati dan menyegarkan pikirannya. Sebab, Allah yang mengasihinya adalah Pribadi yang ikut serta dalam pergumulannya. Buktinya sosok yang menyerupai manusia itu mau berperang dengan bangsa Persia (20). Keberpihakan Allah kepada Daniel dan umat-Nya pasti terjadi karena Ia selalu menepati janji-Nya yang tertulis dalam Kitab Kebenaran (21).

Allah tidak hanya mengasihi Daniel, tetapi juga mereka yang mau hidup benar di hadapan-Nya. Kasih Allah yang dinyatakan kepada kita bukanlah sekadar janji kosong, melainkan tindakan nyata. Ia membela, meneguhkan, dan menguatkan yang lemah dan tertindas. Karena itu, sudah sepatutnya kita mengejar hidup takut akan Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Dengan cara itu, kita menjadi tangan Allah untuk menghadirkan terang-Nya bagi semua orang. [WSP]


Baca Gali Alkitab 7

Daniel 9:20-27

Rindu kampung halaman merupakan gejala psikologis yang dialami oleh mereka yang merantau jauh ke negeri orang. Daniel pun mengalami kejadian yang hampir serupa. Yang berbeda adalah ia terkenang akan kehancuran bangsa Israel akibat keberdosaan. Karena itulah, ia bersimpuh di hadapan Allah memohon pengampunan dan pemulihan atas bangsanya.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa isi doa Daniel kepada Allah (20)?
2. Apa penglihatan yang Daniel peroleh dari Allah (21)?
3. Siapakah yang berbicara kepada Daniel dan apa isi pembicaraan tersebut (22)?
4. Siapakah yang menjawab doa Daniel dan apa alasannya (23)?
5. Apa isi penglihatan Daniel dan apa penjelasannya (24-27)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa Allah perlu memberitahukan rahasia tentang nasib bangsa Israel kepada Daniel?
2. Apa yang membuat Allah mengasihi seseorang?

Apa respons Anda?
1. Penderitaan merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia yang harus dihadapi oleh setiap orang. Saat Anda mengalami penderitaan, apa yang akan Anda lakukan?
2. Saat mengalami keterpurukan, setiap orang mendambakan suatu pemulihan. Apa yang harus diupayakan agar kehidupan kita bangkit kembali?

Pokok Doa:
Agar setiap orang percaya selalu mengingat bahwa Allah selalu membuka pintu pengampunan terhadap umat-Nya.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org