Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/09/03

Minggu, 3 September 2017 (Minggu ke-13 sesudah Pentakosta)

Mazmur 109
Tak Usah Dibantah

Ada suatu ungkapan yang sering kali kita dengar di masyarakat Indonesia. Ungkapan tersebut berbunyi seperti ini: "Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan." Sebab pembunuhan mengambil nyawa orang, sedangkan fitnah membunuh mental, karakter, dan mencemarkan nama baik seseorang.

Wajar saja kalau kita tidak suka difitnah, bahkan Allah pun membenci fitnah. Karena itu, Allah memerintahkan bangsa Israel tidak mengucapkan saksi dusta terhadap sesama (Kel. 20:16). Secara praktis hukum kesembilan dari Dasa Titah mengajak kita menjauhi gosip dan fitnah. Andaikata difitnah orang, apa yang akan kita lakukan? Secara spontan kita pasti menyangkal atau mengonfirmasi kabar yang tersiar. Terkadang sakit hati mendorong kita menyumpahi para pemfitnah agar mereka celaka, pendek umur, jatuh melarat, tak diampuni dosanya, dan dikutuk hidupnya, seperti tertulis di Mazmur 109:6-20.

Padahal kita tahu betul bahwa Allah menghendaki kita bersabar menghadapi para pemfitnah. Sepatutnya kita meneladani Raja Daud yang memasrahkan nasibnya kepada Tuhan (21). Meskipun Daud berhak melakukan pembalasan, namun ia menyerahkan hak tersebut ke dalam tangan Tuhan. Ia percaya bahwa Allah akan bertindak memberikan pembelaan. Karena itu, janganlah kita merasa terganggu dengan fitnah maupun gosip. Lawanlah hal itu dengan pikiran dan perbuatan positif. Tindakan meluruskan fitnah hanya membuang waktu dan menguras tenaga kita. Apa pun alasannya mereka tidak akan percaya karena hatinya sudah dibutakan sehingga tidak bisa melihat kebenaran.

Apakah kita masih berlelah-lelah membela diri atau malahan menyumpahi para pemfitnah? Marilah kita mengoreksi diri karena tindakan itu tidak diperkenan oleh Allah. Allah menghendaki kita mengampuni dan menyerahkan masalah itu dalam tangan-Nya. Jadikan fitnahan sebagai sarana untuk mengasah kita memiliki karakter seperti Kristus. Dengan demikian, hidup kita memuliakan Tuhan dan menjadi daya tarik bagi orang lain untuk mengenal Injil Kristus. [PPH]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org