Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/04/22

Sabtu, 22 April 2017 (Minggu Paskah ke-1)

1 Tawarikh 13:1-14
Kekudusan Umat

N iat yang baik, tujuan yang mulia, tetap perlu dilakukan dengan pola dan cara yang benar dan menurut aturan yang ada. Hal ini yang sering dilupakan. Banyak orang berpikir bahwa cara tidak penting, peraturan bisa saja dilanggar, yang terutama adalah mencapai apa yang diinginkan dan berhasil sesuai yang diangankan. Melalui ini kita mendapatkan pelajaran yang penting untuk kita perhatikan dalam keseharian kita baik dalam pekerjaan, perdagangan, pelayanan gerejawi.

Pemerintahan Daud tampaknya sudah mapan dan aman. Yerusalem sudah menjadi ibukota kerajaan, sedang Tabut Allah yang disebut dengan nama Tuhan yang bertakhta di atas kerubim, masih berada di Kiryat-Yearim. Minimal sudah lebih dari 40 tahun tabut ada di sana, yaitu sejak orang Filistin merampas tabut itu pada waktu peperangan dengan Israel pada zaman imam Eli. Lalu mereka memulangkan tabut ke Israel dan ditempatkan di rumah Abinadab di atas bukit (1Sam. 5-7:1).

Daud dan segenap Israel, para imam, orang Lewi sepakat untuk mengusung tabut Allah ke Sion. Namun prosesi pemindahan tidak mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan oleh Musa (Kel. 25:10-22; Bil 4:1-20). Mungkin sudah terlalu lama hukum Musa tidak lagi dipelajari, atau tidak lagi memikirkan betapa sucinya tabut itu, atau karena begitu sukacitanya mereka "lupa" segalanya karena terbawa oleh perasaan yang meledak-ledak.

Inilah peringatan bagi Israel yang pulang dari pembuangan dan akan membangun kembali Bait Allah dengan segala sarana untuk melakukan ibadah. Umat harus mengutamakan kekudusan dan seturut aturan Tuhan. Jangan sembarangan atau asal-asalan. Tuhan akan menghukum. Pelajaran bagi kita adalah jangan hanya memikirkan pencapaian tetapi perlu mempersiapkan cara; secara khusus ketika melakukan pelayanan gerejawi. Hendaknya kita selalu ingat bahwa Tuhan kudus. Ia ingin segala sesuatu dilakukan dalam aturan dan hormat akan Dia. [INAKO]

1 Tawarikh 13:1-14


Baca Gali Alkitab 8

Seorang pemimpin tidak hanya membutuhkan hikmat Allah dalam melakukan segala sesuatu, tetapi juga memiliki kepekaan untuk menempatkan dirinya sesuai dengan porsinya. Pemindahan tabut Allah sangat penting bagi Daud karena tabut melambangkan kehadiran Allah. Itu sebabnya ia berdiskusi dengan umat Israel untuk mencari solusi terbaik.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa imbauan Daud kepada umat Israel (1-2)?
2. Apa yang menjadi isu utama bagi Daud dan bangsa Israel (3)?
3. Apa jawaban umat Israel kepada Daud (4)?
4. Apa yang dilakukan Daud sesuai keinginan orang-orang Israel (5-6)?
5. Apa yang dilakukan umat Israel dan Daud terhadap tabut Allah (7-8)?
6. Apa yang terjadi dengan Uza sehingga Allah murka (9-10)?
7. Mengapa Daud marah kepada Tuhan (11)?
8. Apa yang menjadi ketakutan Daud (12-13)?
9. Apa yang terjadi dengan keluarga Obed-Edom (14)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa tabut Allah dianggap sebagai simbol kehadiran Allah?
2. Mengapa Allah tidak memaafkan mereka yang tanpa sengaja menyentuh tabut Allah?

Apa respons Anda?
1. Pada masa lampau, kekudusan Allah tampak pada tabut Allah. Di masa kini, seharusnya kekudusan Allah terlihat dalam diri orang percaya. Apakah Anda sudah hidup dalam kekudusan-Nya? Apa komitmen Anda selanjutnya?

Pokok Doa:
Memohon kepada Allah agar Ia memampukan umat-Nya hidup dalam kekudusan-Nya.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org