Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/11/05

Sabtu, 5 November 2016 (Minggu ke-25 sesudah Pentakosta)

Roma 9:30-10:3
Ironis Memang

Bangsa-bangsa non-Yahudi yang tidak mencari atau mengejar kebenaran malah beroleh kebenaran karena iman. Sebaliknya, bangsa Israel sendiri, sungguh pun mengejar hukum yang mendatangkan kebenaran, malah tidak sampai kepada yang dikejarnya. Akar permasalahannya adalah Israel lebih bertumpu pada perbuatan dan bukan iman. Itulah keadaan orang Israel sebenarnya.

Mereka, menurut Paulus, begitu bersemangat mengerjakan ini dan itu serta berusaha taat kepada hukum agama supaya Allah menerima mereka menjadi sahabatnya. Namun, ujung-ujungnya mereka gagal. Sebab mereka bergantung pada apa yang mereka lakukan, bukan pada kepercayaan kepada Allah.

Yang mengejutkan dan sekaligus mengagumkan, Paulus tetap mengasihi bangsanya sendiri (10:1, 2). Tetapi, kita harus mengingat satu perkara yang lain. Bangsanya memang giat, penuh dengan semangat untuk mendapatkan kebenaran, tetapi mereka tidak menyadari kesalahannya juga berbahaya. Semangat itu perlu, tetapi semangat yang menggebu-gebu di luar kebenaran justru sangat berbahaya!

Apakah kita, orang Kristen abad XXI juga hidup dengan penuh gairah dan bersemangat. Jika memang demikian, maka bersyukurlah! Namun demikian, apakah kita tahu apa yang kita percayai dengan penuh semangat tadi memang sudah benar? Kalau tidak, maka sebaiknya kita pun harus bertobat!

Iman memang penting, tetapi iman seharusnya bukan terpaku pada rumusan iman yang kita hafalkan tanpa pemahaman yang benar! Beriman dengan kokoh itu perlu, tetapi harus berdasarkan pada kebenaran yang dari Allah sendiri. Jika tidak, kita akan jatuh dalam bahaya membuat kebenaran sendiri. Yang pada akhirnya malah membuat kita tidak lagi menaati Allah.

Kadang itu juga yang terjadi dalam kehidupan masyarakat bukan? Orang yang taat pada agamanya malah mudah menghakimi orang lain atau gereja lain. Karena standarnya bukan lagi kebenaran Allah sendiri; tetapi kebenaran diri sendiri! [CC]


Baca Gali Alkitab 1

Roma 9:30-10:3

Bangsa Israel beranggapan bahwa dengan usaha keras melakukan hukum Taurat, mereka mendapat perkenanan Allah. Mereka lupa bahwa keselamatan bukan soal usaha manusia, melainkan anugerah Allah dalam iman kepada Kristus. Sebab, Kristus adalah kegenapan hukum Taurat.

Apa saja yang Anda baca?
1. Mengapa bangsa non-Yahudi yang mendapat kebenaran Allah, sedangkan bangsa Israel tidak (30-33)?
2. Apa kerinduan Paulus terhadap orang-orang Yahudi (10:1)?
3. Mengapa Paulus menyebut bangsa Yahudi giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar (2)?
4. Jika orang-orang Yahudi memiliki hukum Taurat, mengapa Paulus mengatakan mereka tidak mengenal kebenaran Allah (3)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa pembenaran iman lebih penting daripada pembenaran berdasarkan hukum Taurat?
2. Apakah karya penebusan Yesus meniadakan hukum Taurat?

Apa respons Anda?
1. Iman adalah anugerah Allah. Anda telah dibenarkan Allah karena beriman kepada Kristus. Syukur seperti apa yang Anda berikan kepada Allah?
2. Adakah dosa yang Anda akui di hadapan Allah saat Ia mengampuni segala pelanggaran Anda karena Kristus?

Pokok Doa:
Bersyukur karena iman adalah rahmat Allah. Hendaknya kita belajar hidup beriman kepada Allah dalam segala sesuatu.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org