Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/10/01

Sabtu, 1 Oktober 2016 (Minggu ke-20 sesudah Pentakosta)

Yehezkiel 45:18-46:24
Ibadah Hari Raya dan Peranan Raja

Setelah menetapkan peraturan untuk persembahan kurban harian (13-17), Yehezkiel menyampaikan peraturan tentang hari raya tahunan. Dari enam hari raya tahunan yang ditetapkan Taurat Musa (bdk. Im. 23; Bil. 28; Ul. 16), Yehezkiel hanya menyebutkan dua, yakni Paskah dan Pondok Daun (21, 25). Menarik dicatat, sejarah umat Israel yang pulang dari pembuangan dalam kitab Ezra-Nehemia khusus mencatat perayaan Paskah dan Pondok Daun saja (Ezr. 3:1-6, 6:19-22; Neh. 8:13-18).

Peraturan Yehezkiel mengenai upacara-upacara kurban jauh lebih singkat dibandingkan peraturan Taurat. Dalam hal ini, jelas terlihat penekanannya pada kurban penghapus dosa (17, 19, 22, 23, 25). Mengapa Yehezkiel menekankan kurban ini? Dalam seluruh penglihatan Yehezkiel, tema kekudusan sangat menonjol. Seluruh rancangan Bait Suci, para pelayan, lokasi, dan pelbagai upacara sangat menekankan kekudusan Allah. Artinya, Allah yang kudus kembali berdiam di tengah-tengah umat-Nya (Yeh. 43:6, 7).

Dalam ibadah Bait Suci yang baru, raja mendapatkan peranan tertentu di samping para imam dan orang Lewi. Ia mendapatkan posisi kehormatan (44:3, 46:3). Ia bertugas mengumpulkan persembahan umat dan mengatur penggunaannya dalam upacara-upacara, di samping mempersembahkan miliknya sendiri (45:16, 17, 22-25, 46:4-7, 13-14). Namun, di mata Allah status raja tidak lebih tinggi dari umat. Derajat raja disamakan dengan dengan umat dan bukan dengan para imam. Ia mewakili dirinya dan seluruh umat dalam mempersembahkan kurban penghapus dosa (45:22). Pada Sabat, ia wajib melakukan sujud sembah kepada Allah di ambang pintu gerbang Timur dengan diikuti oleh umat (2, 3). Ia keluar masuk Bait Suci bersama umat (8-10). Peraturan ini menegaskan solidaritas raja dengan seluruh umat sebagai manusia berdosa.

Para pemimpin Kristen diingatkan akan tanggung jawabnya sebagai makhluk rohani dan sosial yang harus menjunjung tinggi kekudusan Allah. [SH]


Baca Gali Alkitab 5

Yehezkiel 45:18-46:24

Ritual keagamaan merupakan salah satu pilar penting dalam ibadah dan hari raya orang-orang Israel. Dalam ibadah tersebut, imam memegang peran penting, yakni sebagai pengantara antara bangsa Israel dan Allah. Oleh karena itu ada hal-hal yang wajib diperhatikan dan dijalankan oleh umat Allah.

Apa saja yang Anda baca?

1. Apa yang diperintahkan Allah untuk dilakukan bangsa Israel (18)?

2. Apa tugas imam dalam ritual kurban penghapus dosa (19-20)?

3. Apa yang harus dilakukan oleh raja dan bangsa Israel mengenai hari raya Paskah (21-24)?

4. Apa yang harus dilakukan orang-orang Israel pada bulan ketujuh (25)?

5. Apa yang harus dilakukan raja dan bangsa Israel terhadap Bait Allah pada hari Sabat (46:1-10)?

6. Apa ketetapan Allah mengenai hari-hari raya orang-orang Israel (11)?

7. Apa tugas raja Israel mengenai kurban keselamatan (12-15)?

8. Hal apa yang perlu diperhatikan oleh seorang raja Israel mengenai milik pusaka (16-18)?

9. Apa tugas yang harus dilakukan para imam mengenai kurban penebus salah dan penghapus dosa (19-24)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?

1. Mengapa ritual keagamaan sangat penting dalam kehidupan umat Allah?

2. Mengapa tata cara ritual itu sangat detail dan tidak dapat dilakukan dengan sesukanya?

Apa respons Anda?

1. Apakah Anda telah memberikan persembahan terbaik bagi Allah? Jika belum, apa tekad dan komitmen Anda?

Pokok Doa:

Ajari kami Tuhan untuk memberikan yang terbaik dalam hidup kami bagi-Mu.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org