Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/03/16

Senin, 16 Maret 2015

Lukas 19:1-10
Yang terhilang ditemukan

Judul: Yang terhilang ditemukan
Andaikan kita kehilangan sebuah barang, tindakan apa yang kita ambil: mencari barang itu atau membeli yang baru? Mungkin kita akan menjawab bahwa hal itu tergantung nilai barangnya mahal atau murah. Cara berpikir yang membedakan mahal-murah, kudus-najis, halal-haram, layak-tidak layak, suka-tidak suka, tanpa disadari menjadi tolak ukur dalam masyarakat untuk menilai segala sesuatu. Hal ini terlihat jelas pada kasus Zakheus, si pemungut cukai.

Ketidaksukaan masyarakat Yahudi atas Zakheus terletak pada pekerjaannya sebagai kepala pemungut cukai/petugas pajak (2). Bagi masyarakat Yahudi, pemungut cukai adalah orang paling berdosa bagi Allah. Mereka suka memeras bangsanya sendiri. Mereka tidak pantas mendapat pengampunan dan keselamatan Allah. Tidak heran ketika Yesus mengatakan akan bertamu dan menginap di rumah Zakheus, secara spontan masyarakat Yahudi mencibir Zakheus dan Yesus (3-7).

Yesus sendiri tidak peduli dengan anggapan orang banyak tentang dirinya. Tujuan Yesus ke dunia adalah mencari dan menyelamatkan domba Allah yang terhilang (9-10), dan Zakheus adalah salah satunya. Karena itu, Yesus wajib bertamu dan menginap di rumah Zakheus (5). Di rumah Zakheus, Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah dan Zakheus menyambutnya dengan pertobatan. Wujud konkret pertobatan adalah perubahan hidup lewat tindakan. Zakheus berkomitmen kepada Yesus bahwa dia akan memberi separuh hartanya membantu orang miskin. Selain itu, ia akan membayar empat kali lipat, jika ia pernah memeras dan menipu orang lain (8). Di sini kita melihat bagaimana Zakheus mengalami pembaruan hidup.

Bukankah kita sama seperti Zakheus, pernah menjadi orang yang terhilang? Seseorang disebut terhilang, apabila ia menyimpang jauh dari rencana Allah. Melalui keselamatan dalam Kristus, kita telah ditempatkan kembali pada rencana Allah yang semula yaitu menjadi ciptaan baru. Sebagai ciptaan baru, Allah menghendaki agar hidup kita menjadi rahmat bagi orang lain, yaitu menerima sesama dengan cinta kasih dan tulus hati.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org