Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/05/20

Selasa, 20 Mei 2014

1 Samuel 17:40-58
Memang menghadapi anjing

Judul: Memang menghadapi anjing
Anda mengerti istilah underdog? Dalam dunia olah raga, underdog ialah atlit yang tidak diperhitungkan bisa menang atau juara. Justru sosok underdog bisa memberi kejutan, ketika ia mampu menjungkalkan sang favorit juara atau juara bertahan. Bagaimana mungkin? Karena tidak diperhitungkan, seorang underdog tidak memiliki beban apa pun untuk menang. Sebaliknya sang jagoan kadang terlalu percaya diri sehingga meremehkan lawan, akibatnya teledor. Itulah Daud vs Goliat.

Umpatan Goliat, "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?" (43) ketika melihat Daud yang masih muda menantangnya tanpa perlengkapan perang, memang tidak salah. Di mata Daud pun, Goliat yang menyombongkan diri sebagai pendekar tanpa tanding tidak lebih daripada anjing. Bagi Daud, Goliat belum sebanding dengan binatang buas yang pernah ia hadapi ketika menjaga kawanan ternak gembalaan milik ayahnya!

Bagaimana mungkin kaca mata iman Daud dapat melihat setajam dan sedalam itu? Kuncinya ada pada pengenalan Daud akan Tuhan yang ia percayai. Tuhan, Allah Israel bukanlah dewa-dewa bangsa-bangsa penyembah berhala, yang hanya memiliki kuasa terbatas. Tuhan, Allah Israel adalah Tuhan yang hidup (26, 36) dan Tuhan Semesta Alam (45). Maka bagi Daud, berlakulah kutipan perkataan Paulus ini, "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada orang-orang yang menang ..." (Rm. 8:37). Seorang penafsir mengatakan bahwa ketika Daud menantang Goliat dengan menyebut nama Tuhan Semesta Alam sebagai sandarannya (45-47), secara psikologis, Goliat sudah ‘kalah’ sebelum bertanding. Ini yang namanya terapi kejut! Apalah artinya pedang, tombak, dan lembing disertai otot yang keras dan terlatih menghadapi Allah yang adalah khalik alam semesta? Dengan kacamata iman tersebut Daud mengalahkan Goliat, sekaligus membuat pasukan Filistin kocar-kacir oleh pasukan Israel.

Seseorang pernah berkata, ketika kita menghadapi masalah yang besar, pandanglah Allah yang Mahabesar. Maka, masalah itu menjadi tiada berarti dibandingkan dengan Allah yang menyertai anak-anak-Nya.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org