Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/04/17

Kamis, 17 April 2014

Yohanes 19:16b-27
Mengurbankan diri karena kasih

Judul: Mengurbankan diri karena kasih
Sepanjang malam hingga pagi menjelang Yesus tentu tidak tidur karena harus menghadapi pengadilan yang memihak, kejam, dan tidak adil. Ia pasti mengalami keletihan yang luar biasa, dan darah terus mengalir dari tubuhnya. Sungguh penderitaan yang tidak terkatakan. Padahal Yesus tidak seharusnya menderita. Pilatus sendiri mengatakan bahwa Yesus tidak membuat kesalahan yang membuat Dia patut dihukum mati. Namun Ia tetap divonis hukuman salib bagai seorang penjahat kelas berat. Ia disamakan dengan dua penjahat lain. Ironisnya, Pilatus tidak berani menegakkan kebenaran. Sebaliknya, ia menyatakan otoritas dengan mempertahankan tulisan yang terpasang di atas kayu salib (21-22). Apa yang dia lakukan memang untuk menyindir orang Yahudi yang telah menolak raja mereka.

Selain derita fisik, Yesus juga harus mengalami penghinaan yang dahsyat. Ia dipermalukan di atas kayu salib, pakaian dan jubah-Nya dibagi-bagi dan diundi orang. Namun Ia rela mengalami berbagai penderitaan dan penghinaan itu, agar kita mendapatkan kemuliaan sebagai anak-anak Allah. Hal ini menggenapi isi Kitab Suci (24; Mzm. 22:19), sehingga membuktikan bahwa firman Tuhan selalu benar, dapat dipercaya, dan akan digenapi pada waktunya.

Dalam semua penderitaan yang dialami, kita melihat Yesus masih menunjukkan perhatian-Nya dengan menyerahkan tanggung jawab untuk merawat Maria, ibu-Nya, kepada murid yang Dia kasihi dan menjadikan murid yang dikasihi-Nya sebagai anak angkat ibu-Nya agar mereka dapat saling mengasihi dan memperhatikan. Kasih memang selalu menjadi perhatian Yesus agar dialami dan dijadikan sebagai dasar bertindak oleh murid-murid-Nya.

Kasih menggerakkan Bapa untuk mengutus Kristus, Anak-Nya, datang ke dalam dunia untuk menebus manusia dari dosa. Kasih pula yang membuat Yesus rela mengurbankan diri-Nya untuk mati disalib ganti manusia yang berdosa. Menyadari kasih Tuhan yang begitu besar itu, mari kita bertanya kepada diri kita sendiri: "Sudah seberapa besarkah kasih kita kepada-Nya?"

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org