Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/03/27

Kamis, 27 Maret 2014

Imamat 26:14-46
Kutuk dan pemulihan

Judul: Kutuk dan pemulihan
Mengapa kutuk dibahas jauh lebih panjang daripada berkat? Apakah Allah bertindak tidak adil? Bukan demikian. Berkat yang Allah curahkan bagi umat merupakan anugerah, bukan upah atas ketundukan dan ketaatan umat. Sebagai milik Allah, hal itu merupakan kewajiban umat. Namun saat mereka taat, Allah menjanjikan berkat. Karena itu, Allah berhak menuntut ketaatan mutlak umat kepada Dia. Bila mereka tidak mau taat, hukuman akan dijatuhkan. Jadi wajar saja kalau kutuk yang menyertai ketidaktaatan begitu dahsyat.

Kutuk diberikan ketika umat hidup tidak sesuai ketetapan Tuhan, sebagai pemilik hidup mereka (14, 18, 21, 23, 27). Tujuan kutuk bukanlah untuk membinasakan melainkan agar terjadi pertobatan, sebelum kutuk yang lebih berat dijatuhkan. Sebenarnya kutuk itu diberikan secara bertahap dan meningkat kadar kekerasannya, dari yang relatif ringan sampai yang sangat berat. Puncak dari kutuk ialah mereka akan kehilangan tanah pusaka mereka dan diceraiberaikan ke negeri bangsa-bangsa lain. Itulah yang akan terjadi kelak, yang dicatat dalam 2 Raja-raja pasal 17:7-23 dan pasal 24-25. Namun, kutuk yang paling dahsyat pun ternyata bukan akhir dari segala-galanya, karena tujuan penghukuman ialah supaya terjadi pertobatan. Maka kalau mereka bertobat, Tuhan akan mengampuni dan memulihkan mereka (40-45). Dasarnya ialah kasih setia Tuhan yang tidak membatalkan perjanjian-Nya dengan umat-Nya (42, 45), walaupun mereka sendiri yang mengkhianati perjanjian itu. Yang menarik, penghukuman berupa pembuangan merupakan kesempatan bagi tanah-tanah di Israel untuk mengalami tahun-tahun sabat setelah mengalami eksploitasi habis-habisan oleh orang-orang serakah (34-35, 43).

Kita sebenarnya tidak beda dengan umat Israel, yang sering mengeraskan hati terhadap nasihat dan teguran firman. Namun karena Kristus sudah mati bagi kita, kita tidak lagi mengalami kutuk dahsyat seperti yang menimpa Israel. Bukan berarti bahwa kita boleh hidup sembarangan. Allah juga akan mendisiplin kita kalau kita bermain-main dengan dosa.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org