Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/02/07

Jumat, 7 Februari 2014

Yohanes 12:37-43
Respons-respons negatif

Judul: Respons-respons negatif
Setiap karya sastra klasik pasti menghasilkan respons beragam. Sebagian besar orang yang membacanya tentu menyukai karya itu. Namun, ada saja orang yang tidak suka bahkan membencinya karena berbagai alasan. Bahkan, bisa dikatakan bahwa suatu tulisan belum layak dinobatkan jadi karya sastra klasik jika, selain adanya sambutan luas dari sebagian pembacanya, belum ada penolakan yang cukup sengit dari kalangan tertentu. Kelihatannya, karya Yesus pun menemui respons serupa.

Seperti dinyatakan ayat 37, meski sudah banyak mukjizat dilakukan Yesus di depan mata mereka, tetapi respons mereka tetap tidak percaya. Injil Yohanes memparafrasa nas dari Yesaya 6:9-10 untuk mendeskripsikan situasi penolakan yang dihadapi Yesus waktu itu sekaligus menegaskan kedaulatan Allah atas segala sesuatu (40). Ini tidak berarti tanggung jawab atas penolakan itu berada di tangan Allah; nas ini justru menyatakan bahwa penolakan yang dilakukan sebagian pemimpin Yahudi itu tetap tidak berada di luar batas-batas kekuasaan Tuhan. Satu jenis respons lain adalah bagaimana sejumlah pemimpin Yahudi percaya kepada-Nya, tetapi karena takut dikucilkan rekan-rekan sejawat, mereka tidak berani mengakui iman mereka dengan terus terang (42). Catatan di ayat 43 seakan menjadi peringatan sekaligus dorongan kepada orang-orang seperti ini, termasuk bagi kita yang mungkin masih ragu atau takut dengan berbagai implikasi pengakuan iman kita: jangan cari kehormatan manusia, tetapi carilah kehormatan dari Allah.

Menjelang penghujung bagian pertama Injil Yohanes ini, yang lebih sering dikenal dengan istilah Kitab Tanda-tanda (Yoh. 1:1-12:50), kita diingatkan untuk tidak membiarkan diri terperosok ke dalam kedua respons negatif tadi. Bagi orang Kristen, jenis respons yang disebut terakhir mesti diwaspadai. Bila kita tidak berani mengakui iman kita kepada Kristus, entah melalui perkataan atau perbuatan yang bisa berkontradiksi dengan tindakan dunia di sekitar kita, kita sebenarnya sedang mencari kehormatan manusia. Jangan balas kasih Allah dengan respons negatif seperti ini.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org