Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/01/31

Jumat, 31 Januari 2014

Yohanes 11:17-37
Antara Kebangkitan dan Ratapan

Judul: Antara Kebangkitan dan Ratapan
Kesempurnaan biasanya didefinisikan berbeda-beda.Bagi orang tertentu, manusia sempurna adalah orang yang dengan dingin bisa merespons berbagai masalah dan kesulitan yang timbul. Kira-kira seperti Superman. Namun, bagi orang lain, yang sempurna justru orang yang merespons dengan semangat dan bergairah. Dan mungkin, ia juga akan berkata, seperti Superman! Tentu saja, kedua pemahaman ini sama-sama tidak sempurna, karena keduanya sebenarnya tidak pernah mengalami dan mengetahui, seperti apa rasanya menjadi manusia sempurna. Tidak seperti Yesus.

Kesempurnaan Sang Firman yang telah menjadi manusia ini (Yoh. 1:14) menjadi fokus utama nas ini, melalui dua faset yang digarisbawahinya. Pertama, Sang Firman kini menyatakan diri-Nya sebagai "kebangkitan dan hidup" (25). Sang Anak berkuasa memberi hidup dan membangkitkan (Yoh. 5:21, 25), dan karenanya Ia menjadi penggenapan dari pengharapan eskatologis tradisional Yahudi, seperti yang nyata di dalam kata-kata Marta (24). Namun, Yesus tidak hanya sekadar mengonfirmasi iman Marta, tetapi juga mengajaknya pada pemahaman yang lebih tepat, bahwa Yesuslah Sang Mesias, di mana segala janji tentang kebangkitan dan kehidupan kekal akan dan sedang diwujudkan. Kedua, Sang Firman yang menjadi manusia menunjukkan kemanusiaan-Nya lewat kasih dan kesedihan-Nya karena penderitaan Maria dan keluarganya (33, 35). Ia meratap bersama mereka yang akan menerima anugerah-Nya.

Di nas ini kita melihat Tuhan yang memberi hidup, mengasihi dan berempati juga pada penderitaan manusia. Sebagai manusia, tentu kita tahu betapa indah dan menyenangkannya dikasihi orang-orang yang kita kasihi, betapapun mereka tidak sempurna dan betapapun terbatasnya tindakan yang bisa mereka lakukan. Namun, Tuhan Yesus adalah pemberi hidup yang berkuasa membangkitkan, serta mengasihi dan peduli dengan penderitaan kita. Hanya satu respons tepat untuk Tuhan yang seperti ini: kita mesti percaya kepada-Nya, seperti Marta, dan menyerahkan segala dukacita dan pergumulan kita kepada-Nya, seperti Maria.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org