Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/01/27

Senin, 27 Januari 2014

Yohanes 9:24-41
Buta atau celik rohani?

Judul: Buta atau celik rohani?
Banyak orang yang matanya sehat secara fisik, tetapi buta secara rohani sehingga tidak dapat melihat keajaiban karya-karya Tuhan di sekitar mereka. Inilah yang dialami juga oleh beberapa orang Farisi ketika berhadapan dengan orang buta sejak kecil yang disembuhkan oleh Yesus (15, 25, 30). Dialog di antara mereka akan menunjukkan siapa sebenarnya yang buta dan siapa yang dapat melihat.

Fakta telah berbicara yaitu mata si buta sembuh sehingga dapat melihat. Hal ini mendapat dukungan dari para saksi mata (8-12, 20). Namun para pemimpin agama tidak mau percaya bahwa orang itu tadinya buta dan Yesus telah menyembuhkan dia. Mereka sebaliknya menuduh Yesus sebagai pelanggar hari Sabat (16) dan orang berdosa (24). Akibatnya mereka sulit untuk menerima kesaksian orang buta yang telah sembuh itu dan sulit juga untuk percaya bahwa Yesus berasal dari Allah. Pengakuan mereka sebagai murid-murid Musa dan tahu banyak tentang Kitab Suci tidak terlihat dalam iman mereka, karena Musa dan Kitab Suci jelas memberi kesaksian tentang Kristus (Ul. 18:15: Yoh. 5:39).

Berbeda dengan para pemuka agama, orang buta itu tentu lebih sedikit pengetahuannya tentang Kitab Suci. Namun ia tahu betul bahwa perubahan ajaib telah terjadi atas dirinya (25). Ia juga tahu dan berani bersaksi bahwa Yesus berasal dari Allah dan melakukan kehendak-Nya (30-33). Kesaksian ini menyebabkan dia dikucilkan. Meski demikian, Yesus menyambut dia dan menawarkan keselamatan agar ia mengalami kesembuhan fisik maupun kesembuhan rohani. Bukan lagi hanya mengenal Yesus sebagai seorang nabi (17), tetapi percaya kepada Dia sebagai Anak Manusia (35-38). Ini kontras dengan orang Farisi yang buta secara rohani sehingga akan binasa dalam dosa mereka.

Kebenaran dan karya Allah yang ajaib telah dinyatakan melalui orang buta itu. Bagaimana respons kita? Kita yang percaya akan mengalami keajaiban Tuhan terjadi di dalam hidup kita. Dunia mungkin menolak kita karena iman dan Injil, tetapi Tuhan selalu menyertai kita.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org