Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/12/19

Kamis, 19 Desember 2013

Yesaya 65:1-16
Termasuk yang menerima atau menolak?

Judul: Termasuk yang menerima atau menolak?
Tuhan membuka diri-Nya kepada semua orang yang mencari Dia. Di pengujung kitab Yesaya ini, Tuhan menjawab keluhan dan permohonan umat-Nya dengan menyatakan secara gamblang bahwa Dia telah menyatakan diri-Nya untuk diketahui oleh siapa saja yang sungguh mencari Dia. Namun manusia malah memberontak dan mengabaikan tawaran-Nya itu. Dalam perikop yang kita baca hari ini, batas-batas antara Israel dan non-Israel semakin pudar, digantikan dengan batasan antara orang yang menerima dan menolak tawaran Tuhan untuk menjadi umat-Nya.

Ayat 8-9 mengingatkan kita pada pergumulan batin Paulus (Rm. 9:30-10:3). Ada orang Israel yang tersisa dan mereka akan diselamatkan, tetapi betapa mengenaskan karena di antara umat pilihan Tuhan, banyak yang justru gagal mengenali Tuhan dan kehendak-Nya ketika Ia menyatakan diri kepada mereka. Dalam ayat-ayat selanjutnya kita melihat bahwa Tuhan membuat pembedaan antara "hamba-hamba-Ku" dan "orang-orang pilihan-Ku" (13-15) di satu sisi dengan mereka "yang telah meninggalkan Tuhan" (11), tanpa menyebutkan latar belakang masing-masing sebagai orang Israel atau non-Israel.

Sebuah studi kontemporer yang dilakukan di antara orang-orang yang rajin bergereja menemukan bahwa di antara orang-orang ini ternyata banyak yang tidak pernah sungguh-sungguh menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Banyak yang ke gereja hanya karena mewarisi agama orang tua mereka, ikut teman/pasangan, kebutuhan sosial, dsb. Studi itu juga menemukan bahwa makin lama orang-orang ini berada di dalam gereja tanpa menerima Tuhan, semakin kecil kemungkinan mereka menerima Tuhan pada akhir hayat mereka.

Bacaan ini mengingatkan kita bahwa Tuhan kenal betul siapa hamba-Nya, orang pilihan-Nya. Kerajinan beribadah, keaktifan pelayanan, dan berbagai bentuk performa mungkin bisa mengelabui sesama, tetapi tidak akan bisa menipu Tuhan yang menilik kedalaman hati kita. Baiklah kita mengevaluasi diri kita di hadapan Tuhan: sungguhkah hidup kita ini sudah kita persembahkan kepada Tuhan yang hidup? Ia tahu hati kita.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org