Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/08/28

Rabu, 28 Agustus 2013

Hakim-hakim 7:1-14
Bukan semata-mata menang

Judul: Bukan semata-mata menang
Cara pandang manusia memang berbeda dari cara pandang Allah. Jumlah tentara Israel sebenarnya sangat sedikit, tetapi ternyata masih terlalu banyak bagi Allah. Setelah Gideon mengetahui panggilan Tuhan agar dia memimpin bangsa Israel untuk menyerang musuh (Hak. 6:14) dan ia mendapat konfirmasi bahwa Tuhan menyertai dia (Hak. 6:16, 21, 34, 36-40), dengan segera Gideon mempersiapkan bala tentaranya. Ia mengumpulkan orang Abiezer, orang-orang dari suku Manasye, Asyer, Zebulon, dan Naftali (Hak. 6:34-35).

Berdasarkan perhitungan manusia, menghadapi musuh dengan jumlah seperti belalang banyaknya (12), tentu perlu jumlah tentara dengan perbandingan seimbang. Saat itu jumlah tentara Israel hanya 32.000 (3) sementara Midian dan sekutunya punya 135.000 prajurit (Hak. 8:10). Namun menurut Allah, kemenangan 32.000 prajurit bisa membuat Israel membanggakan diri, padahal kemenangan itu dari Tuhan. Sebab itu Tuhan menyuruh Gideon untuk memulangkan mereka yang takut perang. Tak disangka, 22.000 orang kembali ke rumah, lebih dari dua pertiga jumlah mereka yang ikut! Ini mengejutkan karena tinggal 10.000 orang. Tentu jumlah ini membuat nyali Gideon menciut. Namun jumlah ini pun masih terlalu besar bagi Tuhan (4)!

Lalu Allah menyuruh Gideon untuk memisahkan tentaranya berdasarkan cara mereka minum. Tak ada penjelasan mengenai hal ini, tetapi berdasarkan ketentuan Allah terpangkas jumlah 9.700 orang. Berapa yang tinggal? Hanya 300 orang! Ini membuat rasio tentara Israel dan Midian menjadi 1:450. Namun kekuatan Tuhan tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan manusia. Dengan cara-Nya sendiri, Allah akan menghancurkan musuh umat-Nya. Allah memerintahkan Gideon bersiap berperang malam itu (9). Allah memberikan tanda bahwa Ia menang (13-14).

Ternyata Allah tidak tertarik untuk memberikan kemenangan begitu saja kepada umat-Nya. Jika kemenangan membuat umat jadi bergantung pada diri sendiri, itu justru membuat umat melupakan Allah. Padahal yang Tuhan inginkan adalah iman dan ketergantungan pada-Nya.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/08/28/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org