Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/06/08

Sabtu, 8 Juni 2013

Keluaran 9:13-35
Jangan keraskan hati!

Judul: Jangan keraskan hati!
Tulah demi tulah yang dijatuhkan atas Mesir bukan semata-mata dimaksudkan agar Firaun dan rakyat Mesir menderita. Kalaupun mereka jadi menderita karena datangnya tulah-tulah tersebut, bukan penderitaan itu yang menjadi tujuan akhir.

Sebelum menjatuhkan tulah yang ketujuh, Allah terlebih dahulu memerintahkan Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun (13-21). Sesudah itu, Tuhan mengirimkan hujan es yang sangat dahsyat (18) disertai dengan guruh (23) dan kilat (24) yang menyambar-nyambar ke bumi. Tuhan menyebutkan bahwa kedahsyatan hujan es ini belum pernah terjadi sejak Mesir dijadikan (18). Sungguh tak terbayangkan!

Kedahsyatan tulah itu dimaksudkan agar Firaun secara pribadi mengenal kedahsyatan kuasa Allah (14) dan supaya seluruh dunia mengetahuinya juga (16; bdk. Rm. 9:17). Namun pertobatan Firaun begitu dangkal. Ia memang mengetahui kesalahan dan kecurangan yang dia lakukan, tetapi ia tetap tidak mau bertobat (27). Ia belum mau percaya sepenuhnya bahwa Allah itu berkuasa dan berdaulat (29). Takut akan Allah berarti tunduk dalam penyerahan kepada Dia, yang berkuasa atas alam semesta (30).

Mengetahui tentang Allah dan mengalami kuasa-Nya ternyata tidak serta merta membuat Firaun membuka mata dan hatinya untuk segera bertobat. Bahkan mengalami sendiri penyataan kuat kuasa tangan Allah tidak membuat Firaun beranjak dari kedegilannya. Ia tetap mengeraskan hati dan tidak mau berubah sikap. Jadi yang penting dari sebuah pertobatan bukanlah pengalaman atau pertemuan orang orang dengan Allah, melainkan adanya kemauan orang untuk bertobat.

Kisah Firaun yang mengeraskan hati menjadi peringatan bagi kita, jika kita tahu bahwa Allah itu benar dan berkuasa, tetapi kita tak kunjung meninggalkan dosa maka kita patut waspada. Jangan sampai Tuhan menunjukkan kuasa-Nya yang lebih besar lagi kepada kita. Karena jika demikian, bisa-bisa kita celaka. Sebelum itu terjadi, lebih baik kita mengakui segala dosa kita dan memohon pengampunan-Nya.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/06/08/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org