Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/01/24

Kamis, 24 Januari 2013

Matius 10:16-33
Risiko melayani

Judul: Risiko melayani
Menjadi duta Injil selalu berisiko. Arena penginjilan adalah tempat di mana ancaman nyawa taruhannya. Duta Injil kerap kali menghadapi "serigala", yaitu penguasa yang agresif kepada penginjil (16), penyesahan (17), menjadi terdakwa di pengadilan (18), penghianatan oleh keluarga sendiri sampai dibunuh, dibenci (21), diburu seperti hewan (16, 23). Sejarah gereja sejak awal sampai masa kini bahkan sampai kedatangan Kristus kedua kali menyaksikan hal ini.

Peringatan yang diberikan Tuhan Yesus ini bukan alasan untuk mundur dari panggilan kita. Kita dipanggil untuk tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular. Cerdik seperti ular berarti waspada dan tidak lengah. Memang kita tidak dipanggil untuk memakai kekuatan fisik ataupun senjata militer untuk menghadapi penolakan dan serangan dari penguasa-penguasa dunia. Kita dipanggil untuk memakai senjata Ilahi, yaitu tuntunan Roh Kudus (19-20). Raja kerajaan surga akan memberikan kata-kata hikmat untuk menjawab serangan atau tuduhan. Kita yakin bahwa anak-anak-Nya yang sedang melayani ada dalam penyertaan-Nya yang sempurna (29-30). Burung pipit yang tidak berharga saja dijaga-Nya, apalagi duta Injil yang bertaruh nyawa pasti dipelihara-Nya. Oleh karena itu, demikianlah pesan Yesus: "jangan takut" (26, 28). Duta Injil hanya boleh gentar kepada DIA yang berkuasa atas setiap nafas hidup manusia (28).

Tulus seperti merpati berarti dalam memberitakan Injil, kita tidak boleh bertujuan yang salah apalagi mengkompromikan isi beritanya. Dengan berani kita mengakui Yesus adalah Raja kerajaan surga di hadapan semua manusia (32). Maka Yesus pun akan mengakui kita di hadapan Allah Bapa.

Tidak ada jaminan bahwa di Indonesia yang menegaskan keterbukaan kepada semua agama, kita bebas untuk menyaksikan iman kita. Penganiayaan dalam berbagai bentuk sudah, sedang dan akan dialami anak-anak Tuhan. Mari kita "cerdik seperti ular", yaitu mengandalkan Roh Kudus, bukan hikmat dan kuasa sendiri. Mari "tulus seperti merpati", tetap setia dengan berita Injil yang benar dan utuh.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/01/24/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org