Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/08/24

Jumat, 24 Agustus 2012

Kejadian 49:29-50:14
Meninggal dalam pengharapan

Judul: Meninggal dalam pengharapan
Untuk kedua kalinya, Yakub berpesan mengenai tempat pemakamannya (32; bdk. Kej. 47:29-30), karena ia tidak ingin menetap di tanah asing dan ingin dikumpulkan bersama dengan leluhurnya di tanah Kanaan. Gua yang telah dibeli Abraham dari Efron orang Het telah menjadi makam keluarga (Kej. 23:3-20). Di situlah dimakamkan Sara, Abraham, Ishak, Ribka, dan istri Yakub sendiri, Lea.

Bagi kita yang hidup dalam dunia yang semakin pragmatis ini keinginan terakhir untuk dipersatukan dengan para leluhur dalam satu makam bisa saja terkesan berlebihan. Namun, bagi manusia Ibrani kuno seperti Yakub, ini bukanlah hanya soal "selera" pribadi. Makam bukan cuma tempat membaringkan mayat. Makam adalah lambang kasat mata yang mengingatkan kita kepada rentetan hubungan dan peristiwa yang pernah dialami dan dijalani bersama orang-orang yang kita kasihi, termasuk jejak-jejak iman yang mereka wariskan.

Banyak suku bangsa di dunia menganggap pemakaman sebagai peristiwa religius penting yang bahkan harus diadakan secara besar-besaran. Tidak terbatas hanya pada tokoh terkemuka ataupun seisi keluarganya, tetapi juga rakyat biasa. Yakub, ayah seorang pejabat tinggi Mesir, juga diberi penghormatan terakhir yang setinggi-tingginya. Jenazahnya dijadikan mumi dan diratapi sampai tujuh puluh hari (50:2-3).

Akan tetapi, di balik segala penghormatan terakhir itu, kita menyimak kembali hidupnya janji Tuhan yang tak pernah mati! Dengan izin Firaun, perkabungan ini dilanjutkan dengan perjalanan panjang untuk memakamkan Yakub di Tanah Perjanjian (50:4-11). Meninggal secara terhormat tidak cukup bagi seorang Yakub yang telah kenyang makan asam garam dunia ini (50:11). Lebih dari segala penghormatan kasat mata itu, yang terpenting adalah iman dan pengharapannya akan janji Tuhan yang akan diwujudkan bagi anak-anaknya.

Kelak, nama Yakub disebut di antara saksi-saksi iman bagi umat Tuhan. Sungguh, iman seperti itulah yang merupakan dasar pengharapan kita dan "bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat" (Ibr. 11:1).

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/08/24/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org