Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/03/14

Rabu, 14 Maret 2012

Markus 12:35-37
Kini giliran Yesus

Judul: Kini giliran Yesus
Pertanyaan, ‘Siapa Mesias sebenarnya?’ memang menjadi salah satu sorotan utama Injil Markus. Injil Markus memang sejak awal menegaskan Yesus adalah Sang Mesias, Sang Kristus, Anak Allah (Mrk. 1:1). Lalu gelar Anak Daud hanya muncul di dalam dua nas: sebutan yang diutarakan si Bartimeus, pengemis buta, bagi Yesus (Mrk. 10:46-52), dan juga nas ini. Wajar jika waktu itu ada sebagian orang yang menyerang status Yesus sebagai Mesias karena menganggap diri-Nya bukan keturunan Daud. Gugatan ini bahkan muncul di masa pelayanan Yesus, sehingga respons Yesus itu kemudian dicatat oleh Markus. Yang agak mirip dengan gugatan seperti ini adalah pemahaman bahwa Mesias memang keturunan Daud. Namun karena Mesias adalah keturunan Daud, maka Ia tidak lebih tinggi dari Daud dan segala tradisi tentangnya.

Penampilan adegan ini di dalam Injil Markus merupakan jawaban atas gugatan seperti itu. Setelah beberapa kali diserang sebelumnya, kini giliran Yesus menyerang pandangan para lawan-Nya. Poin penting yang ditekankan nas ini adalah, keturunan Daud atau bukan, yang paling penting justru posisi Mesias lebih penting dan lebih tinggi dari Daud. Gelar "Anak Daud" saja tidak memadai bagi Yesus, walau bukan berarti gelar tersebut keliru jika diaplikasikan pada diri-Nya. Ia memang Mesias dan keturunan Daud, tetapi bukan hanya itu. Ia adalah Kristus, Sang "Anak Allah" sekaligus "Anak Manusia" ala Daniel 7:9-14 yang telah menerima kuasa dan kerajaan langsung dari Allah sendiri.

Kosuke Koyama, seorang teolog asal Jepang, pernah menulis buku berjudul "Tidak Ada Gagang pada Salib." Maksudnya, salib Yesus Kristus tak bisa kita ubah menjadi sesuatu yang bergagang, mudah dibawa-bawa sesuka hati kita. Demikian juga pemahaman tentang Yesus Kristus. Kita tak bisa mengatur-atur siapa Kristus dan apa tugas-Nya: jika Yesus adalah Kristus, maka mestinya Ia memberi kita keinginan kita, doa kita, dst. Doktrin konyol seperti ini mesti kita buang jauh-jauh. Yesus dari Nazaret adalah Kristus, Tuhan kita, dan dengan demikian menuntut agar kita taat, dan tidak dituntut mesti mengabulkan hasrat hati kita.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/03/14/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org