Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/10/10 |
|
Senin, 10 Oktober 2011
|
|
Judul: Diutus kepada bangsa yang bebal Ayat 8 ternyata sama sekali bukan akhir dari adegan pemanggilan Yesaya di hadapan Tuhan. Setelah Yesaya menyerahkan dirinya, Tuhan mengatakan dengan gamblang kepada Yesaya bahwa dia akan "gagal" dalam menjalankan tugasnya. Bangsanya tidak akan mendengarkan kata-katanya. Walaupun mereka mendengar, mereka tidak akan mengerti (9); walaupun mereka melihat, mereka tidak akan tanggap (10). Mereka akan tetap bersikukuh dengan pandangan mereka, pemahaman mereka, cara hidup mereka. Lebih parah daripada Firaun di Mesir, nampaknya tidak ada yang bisa mengubah pemahaman dan sikap hidup mereka yang sudah begitu rusak. Yesaya masih menduga bahwa sikap ini hanyalah permulaan dari tugasnya dan suatu saat bangsa itu akan berbalik (11), tetapi Tuhan mengatakan bahwa itu akan terus terjadi sampai bangsa itu benar-benar habis (13), tak lebih dari tunggul-tunggul belaka. Setelah pembersihan total itu terjadi, baru ia bisa mengharapkan awal yang baru. Timbul pertanyaan: Akankah Yesaya hidup cukup lama untuk menyaksikan tumbuhnya tunas baru dari tunggul itu? Apa tolok ukur keberhasilan Yesaya dalam menjalankan tugas ini? Akankah dia hanya menyuarakan lolongan sepi di tengah gurun? Dari perikop ini nampak jelas bahwa Tuhan tidak menggunakan jumlah pertobatan sebagai tolok ukur. Yang Tuhan cari adalah hamba yang setia, yang mau pergi "untuk Dia" (ay. 8). Apa pun yang dihadapi. Apa pun yang terjadi. Apa pun hasilnya. B. Chapell mengatakan, "Kita dipanggil untuk hidup bagi Tuhan bukan cuma ketika kita harus mengorbankan segalanya, tapi juga ketika [karya kita] tidak nampak menghasilkan apa pun." Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |