Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/05/24

Selasa, 24 Mei 2011

Kejadian 19:1-11
Orang benar di tengah orang fasik

Judul: Orang benar di tengah orang fasik
Secara logika seharusnya orang benar jangan hidup bersama-sama dengan orang fasik (bdk. Mzm. 1:1). Kenyataannya, daya pikat dunia dan kehidupan orang fasik begitu menarik sehingga banyak orang benar yang tertarik untuk bergaul dengan mereka. Padahal seharusnya orang benar tidak tahan dengan kejahatan yang mereka lihat setiap hari.

Lot adalah orang benar yang hidup di tengah orang fasik, walaupun jiwanya tersiksa (2Ptr. 2:6-8). Nas kita dimulai dengan informasi tentang Lot yang duduk di pintu gerbang Sodom. Dalam dunia kuno, kota dikelilingi oleh tembok sehingga ada pintu gerbang. Itu adalah tempat yang paling penting di kota karena semua transaksi biasanya dilakukan di situ. Para penatua juga duduk di situ. Bila Lot duduk di situ berarti ia sudah menjadi bagian dalam kehidupan Sodom.

Saat Lot melihat dua orang asing datang, ia sujud kepada mereka dengan mukanya sampai ke tanah (bdk. Kej. 18:2). Ia memohon supaya mereka mau menginap di rumahnya. Dalam dunia kuno, orang wajib menyediakan tempat bermalam bagi para musafir, keselamatan orang-orang asing tersebut sangat tergantung kepada keramahan penduduk setempat. Undangan Lot agar orang asing tersebut menginap di rumahnya dan meninggalkan kota sampai pagi bertujuan supaya orang Sodom tidak mengetahui kedatangan mereka (2).

Namun orang Sodom sempat tahu dan memaksa Lot menyerahkan kedua orang itu. Sayangnya Lot tidak memiliki pengaruh di Sodom sehingga ia pun dihina saat mencoba melindungi tamunya (9). Kedua orang yang adalah malaikat itu lalu membutakan mata semua orang hingga mereka berdua pun selamat (10-11).

Kehidupan orang benar di tengah orang fasik adalah dilema yang banyak dihadapi orang percaya. Memang baik jika orang benar memberikan pengaruh positif di lingkungannya. Namun bila situasi sekitar begitu kuat dipengaruhi dosa, jangan sampai terbawa kefasikan mereka. Bila membahayakan, kita harus minta pimpinan Tuhan tentang apa yang harus kita lakukan untuk mengatasinya.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/05/24/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org