Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/05/19

Kamis, 19 Mei 2011

Kejadian 17:1-14
Kewajiban terhadap perjanjian

Judul: Kewajiban terhadap perjanjian
Kita sering beranggapan bahwa janji Tuhan tak bersyarat, sehingga Tuhan akan menggenapi apa pun yang Tuhan janjikan walaupun kita tidak hidup dalam ketaatan. Ini konsep yang salah! Di satu pihak janji Tuhan bersifat tanpa syarat, tetapi secara paradoks janji itu juga bersyarat. Oleh sumpah-Nya dalam perjanjian dengan Abram di pasal 15, perjanjian ini bersifat tak bersyarat. Hari ini kita melihat sifat kebersyaratan perjanjian tersebut.

Syarat dalam perjanjian ini dapat kita lihat dari ayat-ayat di mana Tuhan berfirman kepada Abram: "Akulah Allah yang Maha kuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela." Jadi Abram diwajibkan untuk hidup taat kepada Tuhan. Demikian pula kita dapat melihat bahwa dalam setiap perjanjian ada kondisi yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak. Tuhan menyatakan bahwa dari pihak-Nya (4), Tuhan akan memberkati Abram dan menjadikan dia sebagai bapa bangsa-bangsa. Sebab itu namanya akan diganti, dari Abram menjadi Abraham. Di sisi lain, Abraham dan keturunannya harus memegang perjanjian-Nya (9). Ini ditandai dengan sunat yang harus dilakukan oleh Abraham dan keturunannya yang laki-laki. Sunat itu menjadi tanda bahwa seseorang sudah menjadi bagian dari umat Allah. Maka jika ada orang yang tidak disunat, ia harus dilenyapkan dari tengah-tengah umat Allah (14). Sungguh menarik bahwa yang disuruh disunat bukan saja keturunan Abraham, tetapi juga mereka yang lahir di rumah Abraham maupun yang dibeli dari orang asing. Dengan demikian kita melihat bahwa sejak permulaan Tuhan bukan saja hendak menyelamatkan Abram dan keturunannya, tetapi juga seluruh umat manusia (bdk. Kej. 12:3).

Setiap perjanjian pasti dilakukan oleh dua belah pihak dan kedua belak pihak memiliki kewajiban masing-masing. Sebagai umat Allah dalam perjanjian baru yang telah diteguhkan oleh Yesus (bdk. Luk. 22:22), kita mempunyai kewajiban untuk taat kepada perintah-perintah Allah. Jika pihak Tuhan telah menebus dan menyelamatkan kita, maka pihak kita harus menunjukkan syukur dengan hidup berkenan kepada Dia.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/05/19/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org