Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/04/27

Rabu, 27 April 2011

Kejadian 4:17-26
Putus asa? Pasti tidak!

Judul: Memaknai pelajaran
Ada ungkapan mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Orang yang belajar dari pengalaman akan menuai hal yang baik. Namun orang yang tidak mau belajar, bisa mengulangi kesalahan yang sama. Namun banyak orang yang justru belajar secara salah dari pengalaman yang telah terjadi sebelumnya. Mereka tidak mampu memahami makna dan inti yang sebenarnya dari peristiwa yang telah terjadi. Inilah yang dialami oleh Lamekh dalam bacaan kita hari ini.

Lamekh adalah cucu Kain, saudara Habel yang mati dibunuh Kain. Lamekh banyak tahu tentang kisah yang terjadi antara Kain dan Habel. Dia bahkan tahu bahwa Allah telah berfirman untuk melindungi Kain dalam pelariannya (15). Kisah Kain ini rupa-rupanya tertanam dalam pikiran Lamekh sehingga ketika terjadi peristiwa Lamekh membunuh seorang laki-laki karena berseteru dengan dia, Lamekh mengklaim bahwa Allah juga akan melakukan hal yang sama terhadap dia, bahkan lebih dari pada itu (23-24). Ini merupakan keyakinan sepihak dari Lamekh, karena sesungguhnya Allah tidak pernah datang kepadanya dan menyampaikan hal demikian. Lamekh mendasarkan hal ini pada pemahamannya yang salah tentang pengalaman Kain, kakeknya. Lamekh mengerti secara keliru mengenai kebaikan dan kedaulatan Allah yang diberikan kepada Kain. Dia menganggap bahwa hal yang sama dapat juga berlaku atas dirinya. Lamekh menghalalkan perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Allah demi mencapai tujuannya sendiri (24). Kebaikan Allah dimaknai Lamekh secara sempit, demi pembenaran diri.

Kisah Lamekh menarik untuk direnungkan. Apa yang dia alami adalah contoh keyakinan yang salah dan kekeliruan dalam memahami sebuah pengalaman. Tuhan memberikan kepada kita begitu banyak kisah dalam Alkitab. Mari kita belajar dengan baik dan memahami kebenaran yang sesungguhnya ada di balik setiap peristiwa yang terjadi. Jangan sampai keliru dalam memetik pelajaran sebab apabila kita salah, kita dapat menerapkan hal yang salah pula dalam kehidupan kita. Tak mungkin menjadi pelaku kebenaran dalam kekeliruan.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/04/27/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org