Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/07/25

Sabtu, 25 Juli 2009

Markus 8:34
Menyangkal diri

Judul: Menyangkal diri
Dua kepala sekolah dari dua tradisi pendidikan berbeda dipertemukan dalam suatu acara talk-show televisi. Yang berasal dari model pendidikan "zaman dulu" mengatakan bahwa ia menerapkan disiplin ketat karena dengan cara demikian para murid ditempa menjadi pribadi bertanggungjawab. Yang berasal dari model psikologi pop modern mengatakan bahwa para murid perlu diberi kebebasan. Mereka sebaiknya menemukan sendiri apa yang baik dan tidak baik bagi diri; sebab dengan demikian mereka akan tumbuh dalam kegembiraan, bukan dalam paksaan.

Tuhan Yesus tidak sedang membicarakan metode pendidik-an, tetapi prinsip hidup Kristen. Jika orang ingin menjadi pengikut-Nya, artinya menjadi orang Kristen sejati, maka ada tiga konsekuensi yang harus siap kita jalani terus menerus. Tiga hal itu adalah: menyangkal diri, pikul salib, dan ikut Dia. Ini bukan syarat sebab Kekristenan bukan agama perbuatan tetapi anugerah penyelamatan dari Allah. Ini adalah sifat kehidupan Kristen, artinya tiga hal itu bukan saja terjadi menjelang kita menjadi Kristen, tetapi sepanjang hidup.

Apa yang Tuhan Yesus maksudkan dengan menyangkal diri ini? Ia tidak memaksudkan bahwa ada hal-hal yang tadinya kita suka lalu harus kita sangkali. Seperti misalnya, menyangkal diri dari makanan, tontonan, hobby, kegemaran tertentu. Yang harus kita sangkali adalah diri kita, ego kita. Sebab jika orang benar-benar mengikut Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, maka hanya satu penggerak dari semua motif hidupnya; hanya satu pengatur yang menentukan seluruh orientasi kehidupan. Mempersilakan anugerah Allah mengampuni, mengubah, menyelamatkan berarti menjalani suatu kehidupan yang sepenuhnya diisi, dikendali, diberdayakan, dimurnikan oleh Tuan yang baru itu.

Menjadi Kristen berarti menjalani reorientasi kehidupan detik demi detik. Bukan lagi diri kita, cara pandang, cita-cita, maupun hasrat kita yang menjadi pusat, tetapi Yesus. Maka bukan sa-ja harus bagaimana kita, tetapi harus bagaimana Tuhan terhadap kita (ini konteks yang digumuli para murid waktu itu) pun bukan kita yang menentukan. Jika Dia juga menyangkal diri, bagaimana harusnya saya dan Anda?

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org