Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/05/23

Sabtu, 23 Mei 2009

1Korintus 6:12-20
Penguasaan diri

Judul: Penguasaan diri
Penguasaan diri makin sulit ditemukan pada zaman ini. Orang Kristen pun banyak yang setir dan rem kehidupannya sudah melenceng dan "blong." Mengapa? Sebab moto hidup ke-banyakan orang zaman ini ada-lah, nikmati apa yang tersedia, turuti apa yang kau inginkan.

Tuhan Yesus berkata: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Mat. 16:24). Paulus menegaskan bahwa penguasaan diri adalah salah satu segi dari wujud hadir dan bekerjanya Roh Allah dalam hidup orang milik Kristus (Gal. 5:22-24). Petrus memaparkan bahwa penguasaan diri adalah salah satu tahap dari pematangan iman orang Kristen (ayat 2Ptr. 1:3-8). Jelas kita harus menguasai diri, dan karena itu kita berbeda dari orang kebanyakan yang tidak mengenal Yesus. Jadi bila selama ini kita lepas kendali, kita perlu memohon pengampunan-Nya. Kita perlu mohon Roh-Nya bekerja kuat di dalam hidup kita agar penguasaan diri terwujud.

Paulus menyoroti dua hal yang tentangnya kita paling mudah lepas kendali. Makanan dan seks. Bisa kita tambahkan dalam konteks kini: belanja, hiburan, dan semacam itu. Makan dan seks adalah kebutuhan tubuh. Keduanya berbentuk hasrat atau dorongan kuat yang dalam kondisi tubuh tertentu bisa sangat kuat dan mendesak agar dipuas-kan. Celakanya orang di Korintus beranggapan bahwa seperti halnya rasa lapar mendorong orang cari makan, munculnya hasrat seks pun membuat orang dapat dibenarkan untuk mencari pemuxasan juga. Dalam kasus di Korintus, mereka bisa pergi ke ritual di kuil-kuil berhala Yunani yang menyediakan pelacur bakti. Paulus menolak cara berpikir demikian. Selain perut tidak identik dengan seks, keduanya harus tunduk pada Tuhan yang menciptakan hasrat badani dengan mak-sud dan aturan masing-masing.

Bagaimana kita bisa belajar menguasai diri? Pertama, ingat meski semuanya ok, tetapi tidak semuanya berguna. Kedua, meski ok, tetapi kita tidak boleh mengijinkan hasrat dan kebutuhan memperbudak kita. Mengapa? Karena kita milik Tuhan. Seluruh hasrat badani kita harus seirama hasrat rohani kita, yaitu mengalami kendali Tuhan yang memberi arti dan memuliakan tubuh.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org