Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/03/03 |
|
Selasa, 3 Maret 2009
|
|
Judul: Ikut Yesus? Siapa takut! Menyangkal diri berarti tidak mengakui hak atas diri sendiri. Lalu siapa yang berhak? Tuhan. Dialah yang seharusnya membuat segala keputusan dalam berbagai aspek hidup kita. Itu berarti kita tidak berhak memutuskan apapun yang akan kita lakukan atau kemanapun kita pergi. "Radikal sekali!", mungkin Anda akan berkomentar demikian. Memang! Itulah arti hakiki penyangkalan diri. Apa arti pikul salib? Salib adalah tempat diri dan harkat Yesus direndahkan. Pikul salib menggambarkan perjalanan yang berat dan sendirian. Tak ada jalan kembali. Bagi kita kini, salib bukanlah pencobaan, bukan juga kesulitan hidup yang harus kita derita. Salib bukan berupa cacat fisik, keberadaan mertua yang suka mengatur dan ikut campur, atau tetangga yang sering merepotkan. Pikul salib terjadi ketika kita harus kehilangan reputasi, pangkat, kehormatan, atau harta kekayaan dalam mempertahankan kemuridan kita. Ikut Tuhan berarti menaati Tuhan. Dengan kata lain, ikut Tuhan berarti memilih untuk melakukan atau mengatakan apa yang diperintahkan Tuhan. Berat? Mungkin saja. Namun kita bisa meminta Tuhan menguatkan kita. Setelah semua penjelasan ini, makin siap atau makin gentarkah Anda untuk ikut Tuhan? Ingatlah bahwa sangkal diri, pikul salib, dan ikut Tuhan bukan tindakan yang dilakukan sekali saja. Ikut Tuhan bagaikan program pendidikan seumur hidup yang harus dijalani terus menerus. Upah besar menanti orang yang mau setia. Namun orang yang menolak percaya, akan menemui kebinasaan kekal.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |