Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/12/22

Senin, 22 Desember 2008

Mikha 7:1-10
Berharap pada Allah

Judul: Berharap pada Allah
Sungguh mengerikan berada dalam kondisi kemerosotan akhlak. Pertama, orang benar sulit ditemukan. Begitu sulit menemukan orang benar sampai diumpamakan seperti sulitnya mencari buah saat musim panen sudah berlalu (ayat 1). Kebohongan dan tipu daya sudah menjadi gaya hidup, orang yang memiliki integritas dan hati yang tulus hampir musnah (ayat 2). Kedua, kejahatan merajalela di mana-mana. Bahkan diperparah karena hukum, penguasa, dan hakim bekerja sama untuk keuntungan pribadi (ayat 3). Ini artinya rakyat yang mengalami kejahatan tidak lagi mempunyai harapan untuk mendapatkan keadilan dan keamanan. Ketiga, teman tidak lagi dapat dipercaya, bahkan istri atau suami sendiri pun tidak bisa saling percaya lagi (ayat 5). Hubungan keluarga rusak, penuh kebencian dan permusuhan di antara anggota keluarga (ayat 6).

Kondisi serupa sebenarnya juga kita alami pada masa sekarang ini. Buktinya adalah kalau kita membeli barang di toko, misalnya. Kita dapat tertipu dengan mudah apabila kita tidak tahu harga pasaran. Kita tidak lagi merasa aman di tempat umum atau di jalan karena banyaknya aksi kejahatan. Demikian juga dengan lemahnya penegakan hukum di negeri ini. Tingkat kejahatan KKN saat ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan zaman orde baru. Hukum justru dimanfaatkan oleh para penegak hukum untuk menambah penghasilan. Belum lagi kalau kita mendengar berita atau membaca di surat kabar mengenai anak yang membunuh ibunya sendiri, atau menantu yang menembak mertuanya.

Dalam kondisi yang demikian parah, kita menemukan teladan yang luar biasa dalam iman Mikha. Mikha tidak putus asa atau mengeluh setiap hari. Mikha tidak pesimis dan kehilangan pengharapan dalam hidup. Mikha justru berseru kepada Allah. Dia percaya dan berharap penuh kepada Allah (ayat 7). Mari kita bertanya kepada diri kita sendiri, apakah di tengah kesulitan hidup, kita dapat memulai hari dengan harapan yang teguh pada Allah yang menyelamatkan kita? Kiranya Tuhan menolong kita untuk berharap pada Dia.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org