Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/05/05 |
|
Senin, 5 Mei 2008
|
|
Judul: Menghadapi lingkungan fasik Kita tidak hidup di dunia yang steril dari dosa. Kita hidup bersama-sama dengan orang-orang yang munafik, yang serakah, yang menghalalkan segala cara, bahkan kalau perlu dengan menjatuhkan orang lain, karena tujuan untuk memperkaya diri. Kondisi demikian membuat kita terjepit. Bahkan dapat membuat kita berpikir, bahwa jika kita tidak ikut-ikutan munafik, maka kita akan dilibas habis. Meski kita sudah berdoa kepada Tuhan dan meminta kekuatan, tetapi tampaknya Tuhan tidak segera bertindak. Tak heran bila kita merasa sendirian, tidak tahu berapa lama lagi bisa bertahan. Ada dua hal yang pemazmur lakukan untuk menghadapi situasi seperti itu. Pertama, ia tidak berhenti berdoa dan berharap, walaupun Tuhan belum menjawabnya. Pemazmur percaya bahwa hanya Tuhanlah sumber kekuatan dan kemenangan iman. Sebab itu, pemazmur mengarahkan doa-doanya ke takhta Allah di ruang maha kudus (ayat 2). Maka dalam pergumulan itu, ia tidak kehilangan keyakinan bahwa Tuhan pasti akan menjawab dan menolong dia (ayat 6-7). Kedua, pemazmur memohon keadilan Tuhan agar mereka yang jahat dihukum setimpal (ayat 4-5). Permohonan ini sangat realistis karena bila dibiarkan, kemunafikan mudah menjalar. Pemazmur merasa bahwa ia bisa jatuh ke dalam dosa yang sama (ayat 3). Dengan sendirinya, hal itu akan menjadi kesaksian yang buruk bagi umat Tuhan (ayat 9). Oleh karena itu, mulailah dengan tetap bertekun dalam doa dan tidak berhenti berharap kepada Tuhan. Kita boleh minta keadilan Tuhan ditegakkan, tetapi sebagai murid Kristus, kita bisa mendoakan pertobatan mereka.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |